Media Humas Polri//Indramayu
Sedekah bumi adalah tradisi tahunan yang diselenggarakan di Indonesia, terutama di daerah Jawa Tengah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Tradisi ini juga mengajarkan nilai kebersamaan, kepedulian terhadap lingkungan, dan rasa cinta kepada bumi. Tradisi sedekah bumi ini tidak hanya memiliki nilai-nilai religius, tetapi juga mengandung makna ekologis dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.
Pemerintah Desa (Pemdes) Jangga, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, menggelar acara Sedekah Bumi pada Selasa(5/11/2024). Ratusan warga hadir dalam acara yang dipusatkan di makam Buyut Karang keletak tersebut.
“Sedekah Bumi adalah perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat dan karunia yang telah diberikan. Dengan memberikan sebagian hasil tanah kepada yang membutuhkan, kita mengingatkan diri kita sendiri tentang pentingnya bersyukur atas karunia yang telah diberikan,” kata Kuwu Desa Jangga, Nedy.
Kuwu Desa jangga, mengatakan, acara Sedekah Bumi di Desa Jangga ini diadakan setiap tahun. Acara digelar tidak cuma di siang hari, melainkan dilanjut pada malam hari.
“Malam harinya, kami mengadakan Pagelaran Wayang Kulit sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Selain itu berharap syafaat kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh warga desa Jangga,“ ungkapnya.
“Dengan momen Sedekah Bumi, mari kita bangun Desa Jangga menjadi desa yang adem, aman, damai, dan makmur. Mari kita jadikan Desa Jangga sebagai desa yang makmur dan menjadi harapan kita bersama,“ ajak kuwu jangga.
Salah satu warga Desa Jangga,yang enggan di sebut namanya,berharap agar tradisi Sedekah Bumi ini terus dilestarikan dan dapat menjadi daya tarik wisata budaya yang mendatangkan manfaat bagi perekonomian desa. “Kami berharap dengan adanya acara seperti ini, generasi muda bisa lebih mencintai dan melestarikan budaya leluhur kita,” ujar salah satu tokoh masyarakat.
Acara Sedekah Bumi diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa, memohon berkah dan keselamatan bagi seluruh warga Desa Jangga. Semangat kebersamaan dan gotong royong yang terjalin dalam acara ini diharapkan terus terjaga dan menjadi modal sosial yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang. (Nono)