Media Humas Polri // Jakarta
Ketua Umum FAST RESPON POLRI (FRN) sekaligus pengacara R.Mas Mh Agus Rugiarto SH yang biasa disapa Agus Flores mengatakan kepada seluruh anggotanya se_Indonesia terkait Istilah penyusup dalam sebuah Organisasi.
Agus Flores menjelaskan, Penyusup dalam organisasi apapun konotasinya negatif, yaitu oknum yang disusupkan “organisasi sebelah” jenis ini dianalogikan sebagai “kuda Troya” di kisah perang Yunani kuno atau inisiatif sendiri, tanpa komando dari siapapun, meminjam istilah terorisme ini mirip “single wolf”. Cara kerjanya adalah membuat anggota organisasi mempercayai si penyusup sepenuh hati lalu setelah didapat kepercayaan itu dia mulai melakukan hal-hal yang merugikan organisasi yang disusupi,”jelasnya. Kamis (04/05)
Mungkin berbeda dengan mata-mata atau “double agent” di film-film James Bond 007, maka “spy” masuk ke negara lain atau organisasi lain yang bersifat organisasi permanen, sementara penyusup hanya untuk organisasi yang sementara,”imbuhnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyaring dan mencegah penyusup di sebuah tim pemenangan apapun, antara lain:
1. “Track record”, apakah si penyusup ini pernah ada di posisi berseberangan? Apakah dia tipe kutu loncat atau kutu yang tidak loncat tapi merayap? Biasanya, kalau tiba-tiba menjadi yang berfikiran lain, seseorang beberapa tahun terakhir sementara puluhan tahun lalu menentang, pasti ada apa-apanya.
2. Riwayat finansial si penyusup. Apakah dia pernah mengalami kesulitan keuangan lalu tiba-tiba ada yang membantu dari pihak seberang? Biasanya kalau pernah dibantu saat susah, maka ada yang mau melakukan apa saja untuk yang memberikan bantuan kepadanya itu.
3. Psikotest si penyusup, akan sangat terlihat kalau dia bertipe pembohong, tidak loyal dan suka bersilat opini.
Setelah diseleksi ketat, tetapi tetap saja kena susupi dan terkena dampak yang cukup menggetarkan yang membuat opini menggelinding bak bola salju yang dapat merugikan organisasi, apa yang harus dilakukan.
1. Bentuk tim “counter” efek domino dari kerusakan yang dibuat oleh penyusup. Sebaiknya organisasi terdiri dari orang-orang yang terkenal berintegritas, dapat dipercaya dan sesuai ucapan dengan perbuatan, konsisten bersikap dari kemarin, hari ini dan besok. Orang lain yang tidak terkoordinir dan terlalu kontroversi sebaiknya dilarang bicara mewakili ketua organisasi
2. Temukan bukti-bukti bahwa si penyusup ini memang disusupkan pihak lawan yang ingin menjatuhkan organisasi FRN, kalau tidak ada bukti otentik ya terpaksa buat seolah-olah ada bukti otentik, kalau tidak ada rotan, akar pun berguna.
3. Adukan ke polisi kalau si penyusup melakukan tindakan pidana, misalnya pencemaran nama baik, mencuri data-data di arsip organisasi untuk diserahkan ke pihak lain dan lain-lain.
Lanjut Agus Flores, Akhir kata, pencegahan lebih baik daripada mengobati, membuat sebuah organisasi yang 100 persen terbebas dari penyusup mungkin saja dilakukan di setiap wilayah. Tetapi untuk yang lebih besar dimana ada uang yang berputar, biasanya penyusup selalu ada untuk menjatuhkan organisasi lawan,”ujarnya.
Yang merasa terlambat atau kecolongan menyeleksi penyusup silahkan melakukan “screening” ulang semua anggota organisasi dan kalau memungkinkan sampai psikotest. Lebih baik terlihat berlebihan daripada terkena “blunder” yang lebih besar di kemudian hari,”pungkas Agus Flores. (Alfian)