Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen mencatat ratusan ribu warga Sragen saat ini masih hidup di bawah garis kemiskinan
Media Humas Polri|| Sragen
Kepala BPS Sragen Cahyo Kristiono menyebutkan per- Maret 2023 total warga miskin di Sragen sebanyak 114.620 orang. Atau sekira 12,87 persen dari seluruh warga masyarakat di Kabupaten Sragen. Hal tersebut mengalami penurunan dibanding data tahun sebelumnya dengan 115.140 jiwa atau 12,94 persen.
Dari angka tersebut, presentase kemiskinan di Kabupaten Seagen alami trend penurunan angka yakni 0,07 persen atau sekitar 520 jiwa dari jumlah total seluruh warga yang masuk garis kemiskinan di Kabupaten Sragen.
“Dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) data tersebut selalu mengalami penurunan hingga 0.07 persen,” ucapnya saat dikonfirmasi Jumat (14/6/2024).
Cahyo menjelaskan, garis kemiskinan (GK) 2023 di Kabupaten Sragen meningkat 9,56 persen dibanding garis kemiskinan tahun sebelumnya ditahun 2022, Menurutnya ada dua pendekatan dalam menentukan garis kemiskinan, yakni pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Ia mengatakan, warga Sragen bisa dikatakan miskin bila pendapatan mereka di bawah Rp 426.482 per kapita perbulannya.
“Bila pengeluaran di bawah Rp 464.614 per kapita perbulanya dianggap miskin. Bila di atasnya sudah tidak miskin,” katanya.
Lebih lanjut Ia juga menjelaskan bahwa jika pendapatan satu keluarga setara Upah Minimum Regional (UMR) dengan beban keluarga empat orang maka tidak bisa dikatakan miskin. Namun, bila digunakan menghidupi lima orang maka termasuk miskin.
“Penentuan tersebut hanya untuk pengeluaran kebutuhan dasar saja. Bukan kebutuhan yang tambahan untuk hidup,” ungkap Cahyo.
Sementara di Sragen saat ini, kedalaman kemiskinan (P1) terus mengalami kenaikan, ditahun 2022, P1 naik dari 2,07 persen ditahun 2022 menjadi 2,15 persen per maret 2023 sedangkan indeks keparahan kemiskinan juga mengalami kenaikan dari 0,47 persen menjadi 0,54 persen.
Dari angka tersebut, lanjut Cahyo rata rata pengeluaran penduduk miskin cenderung meningkat menjauhi garis kemiskinan, dan tingkat pendapatan penduduk miskin di Kabupaten Sragen juga semakin meningkat.
“Untuk Kota/Kabupaten dengan garis kemiskinan tertinggi di Subosukawonosraten adalah kota Surakarta sebesar Rp.600.953 per kapita per bulan terendah adalah Kabupaten Wonogiri dengan Rp. 414.901, sedangkan Kabupaten Sragen menempati posisi ketiga dari bawah yakni Rp. 426.482,” terang Cahyo.
Sementara terkait kemiskinan di Solo Raya yakni Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karangayar, Wonogiri, Sragen dan Klaten ( Subosukawonosraten) berdasarkan susenas maret 2023 menunjukan Kabupaten Klaten terdapat 144.430 jiwa, Sragen 114.620 jiwa, Wonogiri 104.820 jiwa, Boyolali 97.480 jiwa, Karangayar 88.640 jiwa, Sukoharjo 68.790 jiwa dan Kora Surakarta terdapat 43.890 jiwa dibawah garis kemiskinan. (Suwarto)