Batu Berundak di Wisata Saka Sawit Buay Pemaca, Pemdes Berharap Arkeolog Lakukan Penelitian
Muaradua Mediahumaspolri.com. Beberapa hari ini masyarakat Kabupaten OKU Selatan dihebohkan dengan temuan batuan bersusun yang menyerupai candi di Kabupaten OKU Selatan.
Foto temuan undak-undakan batu tersebut juga sempat menjadi viral di media sosial,Lokasi temuan batu berundak menyerupai candi itu berada di bukit Wisata Saka Sawit Desa Tanjung Sari Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan.
Yusman Endi selaku owner (pemilik) lahan wisata saka sawit kepada awak media pada Senin, (27/09/2021) mengatakan jika lokasi ini semula bukanlah batuan yang sudah terbentuk seperti saat ini, melainkan hanyalah ladang yang ia beli dengan tujuan untuk dibuka guna membuat ladang bertanam padi.
Lokasi ini saya beli pada tahun 2006, dulu tidak begini bentuknya melainkan tanah yang berbentuk perbukitan dan pada tahun itu pula ketika saya ingin membuka lahan tersebut, sudah terbuka lahannya pokoknya sudah bersih dan siap tanam tiba tiba tanahnya longsor dahsyat dan ternyata terdapat tumpukan tumpukan batu berundak seperti yang ada saat ini, Ungkap yusman endi.
“Saya sendiri sampai saat ini tidak mengetahui jenis dan apa nama batu ini, dan karena keunikan batu ini sehingga setiap hari pengunjung dari berbagai daerah datang hanya untuk mengabadikan gambar disini, ujarnya
“Untuk nama calon wisata ini sendiri lanjut endi, karena lokasi ini berada di tepian sungai saka dan di kelilingi pohon sawit maka saya memberi nama wisata yang dipenuhi bebatuan berundak ini menjadi saka sawit,” terangnya.
“Saya juga berharap terkait temuan batu berundak di lokasi calon wisata ini, untuk dilakukan penelitian oleh tim arkeolog untuk mengetahui jenis batu ini sehingga harapannya kedepan bisa membantu pemerintah OKU Selatan dalam ikut andil menyukseskan dan ikut menjadi bagian dalam menjadikan kabupaten OKU Selatan menjadi Kabupaten yang kaya akan benda langka sehingga menjadi lokasi wisata menarik, apalagi ini saya rasa cagar budaya yang harus kita lestarikan bersama,harap endi.
“Sampai dengan saat ini kita tidak dan belum mengenakan karcis masuk untuk berkunjung ke lokasi ini, karena memang saat ini lokasi calon wisata yang belum memungkinkan dan lagi masih banyaknya sarana pendukung seperti jalan masuk, permainan dan juga pengaman belum tersedia. Karena bahaya bagi pengguna terutama anak kecil jika tidak didampingi orang tuanya, mengingat pengaman di sepanjang dan sekeliling lokasi calon wisata ini, kuta bertahap sajalah karena ini juga dibangun menggunkan dana pribadi jadi ya harus bertahap untuk membangun dan mempercantik calon wisata ini,” tutur lelakial yang juga menjabat sebagai kepala desa tanjung baru kecamatan buay pemaca yusman endi.
Sementara itu Reyhan (25) salah satu pengunjung yang berasal dari kasui Kabupaten Way Kanan Lampung saat diwawancarai awak media mengatakan, “Saya pertama melihat lokasi ini pertama di media sosial dan setelah saya lihat menarik dan tertarik ke lokasi wisata ini karena keindahan bebatuannya yang berada di tepian sungai dan ini merupakan fenomena alam yang unik, kok ada gundukan bebatuan seperti ini,” ujar reyhan.
“Hanya saja yang perlu menjadi masukan untuk wisata ini adalah pengaman untuk keamanan bagi para pengunjung agar mencegah terjadinya kecelakaan saat menikmati keindahan batu yang menurut saya unik dan indah di lokasi wisata saka sawit ini,” pungkas Reyhan selaku pengunjung wisata.
Sementara itu dilokasi berbeda saat media mewawancarai di kediamannya pemilik wilayah wisata saka sawit yakni Kepala Desa Tanjung Sari Wayan Tulus mengatakan, ” Untuk jenis batu itu sendiri jujur saya belum paham batu apa yang berada di lokasi wisata saka sawit tersebut, yang saya tau pak semenjak pak endi (pemilik lahan) membeli lokasi pada tahun 2006 lalu saat ingin menjadikan lahan tersebut sebagai lahan untuk pertanian terjadi longsor dan timbul bebatuan yang berundak undak ya seperti sekarang ini, dan lokasi itu benar berada diwilayah desa kami desa tanjung sari,ujar wayan.
Karena keunikan tersendiri juga itulah masyarakat suku bali di wilayah desa tanjung sari ini sudah dua kali melakukan peribadatan pada saat tahun baru saka (nyepi) dilokasi tersebut,” pungkasnya.
“Saya secara pribadi maupun selaku kepala wilayah atau kepala desa di lokasi tersebut berharap kepada tim arkeolog untuk melakukan penelitian dilokasi batu tersebut, sehingga kita semua mengetahui terhadap batu berundak yang menghiasi wisata tersebut dan kalaulah memang itu termasuk cagar budaya yang harus kita rawat bersama tentu ini akan membantu kabupaten OKU Selatan dalam menjadikan OKU Selatan sebagai lokasi wisata yang menjadi perhatian di mata pemerintah pusat,” Ujar Wayan Tulus Kepala Desa Tanjung Sari Buay Pemca. (Kardimin MHP).