Di Duga Kades Namo Buaya Subulussalam Terkesan Tertutup Terkait Penggunaan DD dan ADD
Media Humas Polri Subulussalam | Kepala desa (Kades) Namo buaya Kecamatan Sultan daulat Kota Subulussalam, terkesan tidak terbuka atau tertutup atas penggunaan dana desa TA 2020 – 2021.
Pengurus LP Tipikor Nusantara Sormin menjelaskan “Bahwa Geuchik (Kades red) Namo Buaya selalu berupaya menghindar setiap ditanya terkait penggunaan ADD,” melalui rilis persnya kepada awak media Minggu (16/01/22).
“Sudah sering kami tanyakan terkait Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD) dari 15 November hingga 31 Desember 2021, namun jawaban yang diberikan sepertinya tidak sesuai fakta lapangan,”
Selain itu, Sormin juga menyampaikan “Ada unsur ketidak sukaan pihak Kades kepada mereka selaku pengawas dan sebagai sosial control masyarakat dalam pembangunan yang dilakukan Pemerintah terkhusus juga dalam penggunaan ADD dan DD yang seharusnya sesuai Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Transparasi dan Akuntabilitas,” ujarnya
“Seolah pihak Geuchik beranggapan bahwa mereka selaku LSM dituding meminta uang lalu masalahnya aman,”
“Kami pun diisukan sampai dituduh meminta sejumlah uang untuk damai, padahal apa yang kami lakukan merupakan atas dasar temuan lapangan serta laporan masyarakat setempat” ungkap Sormin.
Dengan demikian, menurut LSM LP Tipikor Nusantara, tindakan yang dilakukan pihak Kades Namo Buaya kuat adanya dugaan korupsi penyelewengan dana desa serta tidak menjalankan kinerja yang baik terhadap masyarakat.
“Kami meminta khususnya kepada Walikota Subulusalam untuk memerintahkan Inspektorat agar langsung memanggil dan memeriksa Kepala Desa Desa Namo Buaya agar dilakukan audit khusus,”
Sormin juga berharap “Agar Penegak Hukum tindak pidana korupsi baik Polres dan Kejari Subulussalam untuk menyelidik dan mengusut tuntas laporan masyarakat,” harapnya
Sementara itu media ini meneruskan rilis pers yang di kirim oleh Pengurus LP Tipikor Nusantara via jalur pribadi (Japri) Watshap (Wa) kepada Kades Namo Buaya membalas “seharusnya jangan sepihak saja ditanya, media yang membuat berita itu cuma sepihak yang ditanya,” balasnya
“Biasa nya itu setiap desa ada awan politik,” imbuhnya
Dari pantauan awak media ini setelah mencoba buka komunikasi dengan Kades Namo Buaya, memang terkesan alergi dan arogan terhadap media dan juga ormas sebagai sosial control masyarakat.
Sumber LSM LP Tipikor Subulussalam
Laporan : Sofyan Hs Barsela