Media Humas Polri || Labuhanbatu Utara
Sangat miris yang dirasakan warga desa ujung padang, kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu utara, yang membangun 15 titik tugu batas antar dusun, sementara Rambin penyeberangan warga tak kunjung diperbaiki, Senin (25/9/2023)
Dari hasil pantauan awak media di lapangan, ada 15 titik proyek tugu batas dusun yang sudah selesai dikerjakan oleh pemerintahan desa ujung padang. Di tambah lagi satu titik jembatan yang belum terlalu fatal untuk di lalui namun sudah di perbaiki oleh pemerintah desa ujung padang.
Menurut keterangan beberapa warga,”seharusnya kepala desa kami lebih mengutamakan Titi gantung ini, dimana Titi gantung ini satu-satu akses untuk warga dusun kami.dan kami disini masih ada tiga dusun.yang terdiri lebih kurang 140 kepala keluarga,”pungkas salah seorang warga yang enggan menyebutkan nama nya
Lebih lanjut ia juga menceritakan bahwa selama ini, kami yang ada diseberang sini sepertinya di anak tirikan. Pasalnya, di daerah kami ini tidak pernah ada pembangunan. Baik itu pengerasan, maupun yang lain nya,”Ujar nya
Ini aja pak, kalau tidak kami yang patungan dengan warga yang ada, jalan kami ini tak kan bisa begini.belum lagi masalah yang lain nya sepeti bantuan-bantuan yang ada.yang jelas nya, kami disini memang seperti dianak tirikan lah pak,”imbuhnya
Seperti yang bapak ketahui saat ini, titi gantung kami ini sudah kami laporkan ke pak camat kami, dan pak camat sudah langsung menelpon kepala desa kami. Namun, seperti yang bapak lihat, sampai saat ini belum ada perbaikan yang di lakukan oleh pihak pemerintah.padahal, membangun batas dusun bisa, coba saja anggaran itu di alokasikan ke titi gantung ini. Pasti nya lah sudah layak untuk di lalui,”tutup nya
Dari hasil investigasi team awak media di lapangan, dari per unit bangunan tugu batas dusun yang terpampang mencapai 5-6 juta per unitnya. Jadi, kalau di kalkulasi dari semua proyek batas dusun yang ada, memakan lebih kurang 75 juta. Belum lagi pembangunan gorong-gorong yang di ganti menjadi jembatan, kemungkinan jika di gabung, sudah mampu untuk memperbaiki titi gantung yang rusak parah.
Namun, ntah apa masalah nya sehingga kepala desa tidak memprioritaskan tugu gantung yang rusak parah. Apakah menunggu korban jiwa, kita tidak tau.(Julhadi Simanjuntak)