Media Humas Polri//Sintang
Perjuangan panjang daerah perbatasan Indonesia Malaysia untuk menikmati pembangunan khususnya PLN akhirnya di respon positif oleh Pemerintah ini di buktikan dengan masuknya jaringan listrik ke daerah terpencil salah satunya di daerah perbatasan ketungau hulu yakni desa Ujung Kempas.
Namun sangat di sayangkan pekerjaan di lapangan banyak yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat hal tersebut di sampaikan kades Desa Ujung Kempas saat di jumpai awak media di kantor desa ujung kempas terkait kinerja salah satu vendor yakni PKSR PT ABA yang di beri kepercayaan untuk melakukan pemasangan instalasi KWH di Desa Ujung Kempas.
Willi kades desa ujung kempas menyampaikan ada beberapa hal yang janggal yang terjadi di desanya yakni ada tujuh KWH atas nama ; Akub, Ensiden, Syahdan, Helarius, Amandus, Yunus dan Janurius
sudah datang ke lokasi ( desa ujung kempas ) namun tidak terpasang dengan alasan kabel TC sudah habis sementara sepengetahuan saya free dari pihak PLN ada sekitar 20 meter/kwh. Saya konfirmasi ke adminnya PT ABA yakni saudara Abet mengatakan tidak ” ada alasan kekurangan kabel di lapangan sebab satu kWh sudah di sertai dengan kabel “.
Namun yang terjadi di lapangan 7 KWh tersebut hampir 2 Minggu tidak terpasang oleh vendor PT ABA, hingga akhirnya di pasang oleh vendor lain yakni vendor SCM ( Sinar Candi Mulyo ) dengan mengunakan material atau kabel TC milik vendor SCM.
Hal kedua yang terjadi ini agak aneh di mana kWh atas nama Saudara Ahon tidak terpasang dengan alasan kWh tersebut keselip di jok mobil bagaimana mungkin kWh bisa ke selip di jox mobil…?.
Namun setelah saya cek di PLN mobile ternyata kWh atas nama Ahon sudah aktif di daerah Sanggau sementara di lapangan kWh belum terpasang bagaimana mungkin ini bisa terjadi, tentu ada permainan yang tidak benar oleh oknum di lapangan, kalau boleh saya katakan ini merupakan PEKERJAAN FIKTIF lah, kWh belum terpasang sudah bisa dinyatakan aktif, ujar Willi.
Saya selaku kepala desa bersama warga desa ujung kempas berharap kepada vendor baik vendor instalatir maupun vendor PKSR untuk bisa bekerja secara profesional
Warga desa ujung kempas sangat antusias dengan masuknya PLN ini di mana kami sudah mengorbankan tanam tumbuh kami bahwa ada sekitar 440 pokok sawit yang kami tumbangkan demi bisa masuknya aliran listrik ke desa kami.
Salah satu vendor instalatir membenarkan bahwa ada dugaan penjualan kabel TC milik PLN oleh oknum PKSR di lapangan sehingga ada kWh yang tidak terpasang dengan alasan tidak ada kabel.
Harapan kita sebagai tokoh perbatasan untuk ke depan pihak PLN bisa bekerja lebih profesional lagi lah jangan sampai hal hal seperti ini terjadi sebab ada beberapa catatan yang kita pegang terkait kinerja pihak/oknum PLN rayon Sintang di mana calon pelanggan yang mendaftarkan dengan nomor pelanggan/no hp pelanggan yang melakukan pembayaran KWH tidak di hubungi oleh pihak PLN saat kWh nya keluar tentu hal ini juga perlu di pertanyakan kok bisa pihak terkait tidak di konfirmasi oleh PLN.
Kita juga berharap pihak PLN bisa menjadi penengah yang baik diantara vendor jaringan dan vendor instalasi supaya pekerjaan di lapangan bisa sinkron sehingga tidak ada konsumen yang di rugikan.
Yang tidak kalah pentingnya harus ada evaluasi dan penyegaran di tubuh PLN khususnya ULP sintang sehingga ke depannya pelayanan PLN ULP Sintang semakin baik. ( Bonipasius)