Didampingi Bupati DPC APDESI Bangka Tengah Audensi ke Komisi VII DPR RI

Didampingi Bupati, DPC APDESI Bangka Tengah Audensi ke Komisi VII DPR RI.

 

Bacaan Lainnya

Bangka Tengah || Media Humas Polri —
Kepala Desa Se-Kabupaten bangka tengah menyampaikan aspirasi masyarakat dan kondisi desa di kabupaten bangka tengah pasca menurunnya harga timah dan rencana pemberhentian export timah yang berdampak kepada perekonomian diseluruh bangka belitung khususnya masyarakat bangka tengah, kamis, ( 08 / 2022.)

Sebagai juru bicara APDESI diwakili Oleh Hasanudin Sekretaris DPC Apdesi Bangka tengah menyampaikan bahwa seluruh kepala desa se- kabupaten bangka tengah dari seluruh kecamatan saat ini merasakan sekali dampak dari pemberhentian expor timah dan menurunnya harga sawit yang mendadak beberapa waktu lalu, kita tahu bahwa dari jaman dulu sampai saat ini timah masih menjadi salah satu sumber urat nadi ekonomi masyarakat bangka belitung kalau harganya bagus ekonomi menggeliat namun jika timah turun maka semua sektor yg kita bangun dibangka tengah akan stagnan bahkan mati suri, baik UMKM, Pariwisata desa, kuliner jajanan rumah tangga, sehingga banyak kepala desa dibangka tengah yang telah berusaha bersama memperjuangkan arah kebijakan nasional pasca covid 19 diantaranya PEN Pemulihan Ekonomi Nasional, Ketahanan Pangan, Kemandirian PAD, Pariwisata skala lokal desa menjadi berdampak mati suri padahal ini adalah embrio dari pada kemajuan Indonesia dari desa, justru yang terjadi saat ini malah sebaliknya saat ini kepala desa sibuk menjaga desa dari dampak merosotnya ekonomi seperti kemalingan terus meningkat, tingkat kriminalitas mulai rawan, perselisihan rumah tangga, pencurian buah sawit, pencurian pupuk bahkan masyarakat kehabisan modal dan terjerat hutang usaha.

Kami tentu sebagai penyelenggara pemerintah ditingkat bawah sangat mendukung apapun kebijakan dari pemerintah pusat tapi mohon dikaji dengan matang jangan mengambil kebijkan tiba tiba atau mendadak ini bisa menyababkan banyak warga yang juga bangkrut mendadak mengapa demikian karena disaat harga timah dan sawit masih bagus dan tingkat daya beli masyarakat tinggi mereka rela mengembangkan usahanya untuk meminjam modal dari perbankan namun yang terjadi bukan usaha maju mereka malah terjerat hutang dan tidak mampu berkembang, itulah yang terjadi pada masyarakat kami saat ini jadi kami mohon kepada bapak bambang patijaya sebagai wakil rakyat dapil bangka belitung aspirasi masyarakat yang diwakili oleh rekan rekan kepala desa ini untuk disampaikan kepada pemerintah pusat agar kebijakan yang diambil tidak merugikan masyarakat bawah namun dilakukan bertahap sesuai kondisi kemampuan dan kesiapan masyarakat.

Selanjutnya Hasanudin menyampaikan adanya keadilan bagi penambang kecil sederhana dengan kedalaman hanya 5 meter dengan menggunakan pipa kecil bukan mesin fuso besar dan menggunakan alat berat, mereka hanya cari nafkah buat keluarga dengan penghasilan pas pasan supaya besok dapur mereka bisa ngebul(menanak nasi), bagaimana biaya anak sekolah tiap hari ada, dan ada sedikit tabungan buat mereka bayar cicilan mesin yang sewaktu waktu bisa rusak karena itu kinceng nasik mereka ( sumber mata pencaharian)

Kepala desa namang Bapak M. Zaiwan menyampaikan juga bahwa saat ini kondisi desa sangat rawan banyak pupuk pupuk ditaruh di pondok pondok sawah masyarakat hilang dicuri, juga, dari kepala desa perlang Yani basaroni juga menyampaikan banyak petani sawit kehilangan sawitnya dikebun begitu juga yang disampaikan oleh ketua dpc apdesi bangka tengah Bp Haryono, S.H menyampaikan bahwa banyak masyarakat akhir ini terjerat hutang piutang dan konflik sosial jadi harapan kami ada solusi kebijakan agar ekonomi dan semua sektor yang sudah kira bangun bersama ini dapat berjalan secara secara terus menerus dan stabil karena tidak mudah membangun sektor2 umkm dan emberio kemajuan desa ini apalagi jika ekonomi tidak stabil sementara secara kemandirian modal dan pengalam usaha mereka belem mahir sehingga perlu stabilitas ekonomi itu dijaga, jangan hanya berfikir profit tanpa berfikir dampak ekonomi dan sosial masyarakat yg justru lebih besar ruginya.

Semua penyampaian aspirasi dari desa ditanggapi oleh Bapak bambang pati jaya anggota komisi VII DPR RI bejanji akan segera membawa aspirasi ini dalam rapat komisi VII agar dapat dikaji dan diambil kebijakan oleh kementrian ESDM dalam hal ini presiden dengan harapan kebijakan tersebut stop export bisa dikaji ulang dan ekonomi dibangka belitung dapat berjalan sebagaimana harapan kita semua.

 

Tarmizi Yazid : Bangka Belitung.

Pos terkait