Diduga Lakukan Penghinaan Via Chat Whatsapp Adena Alikiah Lafau Dilaporkan Ke Polisi
Media Humas Polri||Medan
Seorang warga Desa Dahana kecamatan bawolato kabupaten nias dilaporkan ke Polisi oleh Bapak Pdt. Sulaeman Telaumbanua karena diduga telah menghina dirinya melalui percakapan whatsapp yang terjadi pada hari kamis tanggal 23 mei 2024 sekitar pukul 20.45 wib saat ia (Sulaeman Telaumbanua) sedang Ngopi bareng bersama temanya di salah satu gerai coffe di kota Medan. Menurut keteranganya, warga Desa Dahana yang ia laporkan tersebut adalah bernama Adena Alikiah Lafau, yang ia kenal sebagai Perangkat Desa pada Jabatan Sekretaris Desa di Desa Dahana Kecamatan Bawolato Kabupaten Nias. Tutur Bapak Sulaeman Telaumbanua kepada Media yang menjumpainya Ketika Keluar dari Ruang SPKT Polsek Medan Sunggal Polrestabes Medan.
Sulaiman Telaumbanua Ketika mendatangi SPKT Polsek medan sunggal tampak membawa sejumlah dokumen sebagai bukti laporan penghinaan yang akan ia laporkan, dokumen tersebut berupa screnshoot Foto Profile, Nomor Whatsapp dan percakapan dengan Adena Alikiah Lafau yang diduga sebagai pelaku. Laporannya telah diterima oleh Polsek Medan Sunggal dengan nomor register STTLP/B/933/V/2024/SPKT/POLSEK SUNGGAL/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA. Pada Rabu/29/04/2024
Menurut penjelasanya (Sulaeman telaumbanua), bahwa di dalam bukti-bukti yang ia lampirkan banyak terdapat kalimat-kalimat penghinaan yang diduga dilakukan/dilontarkan oleh Adena Alikiah Lafau kepadanya (Sulaeman Telaumbanua). Salah satu bukti yang diperlihatkan saat ia diwawancarai oleh media adalah tangkapan layar dimana Adena Alikiah Lafau mengatakan kepadanya sebagai “ Pendeta ibl**, Pendeta pal**, Nabi pal**, Manusia bermuka dua alias munafik, Melakukan manipulasi, kau dilak*** Allah dan roh roh nenek moyang kami, dasar ibl** berbulu domba, dan saya sumpahi kau melarat. Kalimat-kalimat tersebut menurutnya telah Mendiskreditkan, Menghina dan Memfitnah dirinya sebagai Manusia yang beradab serta sebagai Hamba Tuhan. Ucap Bapak Sulaeman.
Ditanya terkait konflik apa sebelumnya dengan pelaku, pihaknya (Sulaeman Telaumbanua) menjelaskan bahwa pihaknya sedang berkonflik dengan keluarga adena alikiah lafau terkait sengketan sebidang tanah yang ada di pulau nias yang telah dibeli oleh Ayah nya (+) dari seorang warga dahana.
“Ayah kami dulu telah membeli sebidang tanah dari seorang warga dahana bernama Sanoloi lafau alias Ama waigi lafau(+) pada tahun 1978, dan ada surat jual belinya sebagai alas Hak Kepemilikan. Cuma sekitar bulan April lalu tiba-tiba mereka menyerobot tanah tersebut dengan menanam sejumlah bibit pohon kelapa, alasannya tanah tersebut telah mereka beli dari Ayah Kami dan mengaku sudah mengantongin surat jual beli terbitan tahun 1987. Lucunya, kalau tanah tersebut benar sudah dibeli oleh ayah mereka pada tahun 1987 maka harusnya surat jual beli yang ada sama kami terbitan 1978 harus dicabut, ditambah lagi tanah tersebut sudah lama kami kuasai dan tidak ada masalah, tapi kenapa pada bulan april kemaren mereka tiba tiba menanam pohon kelapa di tanah itu dan mengklaim bahwa tanah tersebut adalah milik mereka. Kan sangat lucu. Mustinya kalau mereka merasa punya bukti otentik terkait kepemilikan lahan tersebut maka silahkan gugat kami di pengadilan, biar surat jual beli yang kami miliki dan surat jual beli yang mereka miliki dapat diuji keaslian dan keabsahanya di pengadilan” Ucap bapak sulaeman telaumbanua.
Sementara itu, ketika tim media menkonfirmasi kepada Adena Alikiah Lafau melalui pesan whatsapp pada nomor 082239299***, pihaknya menjawab “Oh gitu yah… Tanyain yg bersangkutan saja… Kenapa nanya ke saya?, Emang urusannya sama saya apa”. Jawab adena
Lebih lanjut lagi, pada chatnya berikutnya kepada tim investigasi media, ia (adena alikiah lafau) menunjukan sikap tidak koorperatif memberi tanggapan atau informasi yang jelas, ia malah memberi sanggahan salah alamat atau salah orang serta menuding tim media yang melakukan konfirmasi padanya sebagai penipu dan pemeras. Tapi ketika ditanya namanya siapa (Nama yang sedang membalas chat WA), dia tidak menjawab.
“Anda salah alamat, tanyakan lagi sama orang yang nyuruh anda, biasanya orang seperti anda tukang nipu dan tukang peras berkedok konfirmasi berita, anda dibayar berapa.” Demikian Sanggahan dan tudingan adena alikiah lafau melalui chat whatsapp kepada tim media. (Mrg)