Diduga Lakukan Penyekapan Hingga Berakhir Penyergapan Oleh Pihak Kepolisian Sektor Pedawa
ACEH TIMUR –Media Humas polri com/ Bermula dari suara minta tolong dari dalam mobil civic warna hitam, sehingga berakhir dengan sergapan oleh pihak kepolisian sektor Pedawa, Polres Aceh Timur.
Sebagaimana yang disaksikan oleh Edo salah satu warga Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, saat terjadi penyergapan oleh pihak Institusi Polsek Peudawa, di Jalan Medan – Banda Aceh, tepatnya di kampung Beusa Sebrang, Kecamatan Peureulak Barat, pada pukul 2.00 WIB, terhadap Laki-laki berinisial R (22) warga Baktia, Aceh Utara, yang diduga menyekap perempuan berinisial H (26) salah satu warga kecematan Idi Rayeuk, kabupaten Aceh Timur, pada Dini Hari Minggu (31/10/2021).
Pasalnya, ia menduga telah terjadi penyekapan terhadap seorang perempuan di dalam mobil civic hitam yang terparkir di pintu masuk Idi Sport Center (ISC) Idi rayeuk, karena sempat mendengar suara minta tolong dari dalam mobil civic hitam tersebut. Namun saat didekati untuk mencari tau sumber suara dari dalam mobil tersebut, mobil civic hitam itu malahan kabur menjauh darinya seakan sedang terjadi sesuatu yang yang tidak diinginkan.
”Sempat melihat dalam samar samar kegelapan ada wanita membuka pintu depan mobil sebelah kiri namun setelah itu ditutup lagi dengan suara yang agak kencang, tapi sebelum tertutup saya sempat melihat perempuan itu mau keluar dari dalam mobil, dan ia pun menjerit minta tolong dengan nada tinggi dan akhirnya mobil tersebut melaju Masuk ke arah ISC, dan akhirnya keluar lagi lewat pintu keluar ISC dan menuju arah Medan,” kata Edo.
Lanjutnya, ia juga melihat ada motor berwarna merah terparkir di tengah tengah jalan dua jalur arah Banda Aceh – Medan pas depan pintu masuk ISC tanpa pemiliknya. Bahkan ia mengatakan banyak mobil yang lewat hampir menabrak motor tersebut, sehingga ia berinisiatif untuk memindahkan motor itu kepinggir jalan tepatnya di depan pintu masuk ISC atau samping Dekranasda Aceh Timur, tempat pertama kali mobil itu parkir sebelum minggat dari sana.
“Saya pindahin kesamping biar motornya tidak tertabrak mobil lain, takut terjadi kecelakaan, maka dari itu saya pindahin kepinggirjalan. Kan tidak menutup kemungkinan akan ada korban jiwa bila terjadi tabrakan mengingat sudah dini hari banyak mobil lari nya kencang, bahkan disana termasuk gelap atau minim penerangan,” jelas Edo.
Karena merasa curiga terhadap apa yang ia saksikan tadi, akhirnya ia mencoba menelpon beberapa orang yang akhirnya salah satu mengangkat telepon dan menuju ketempat yang disebutkan tadi olehnya.
Dalam keterangannya, Edo juga menjelaskan bahwa mobil civic hitam tersebut kembali lagi dari arah Banda Aceh, yang kemungkinan memutar jalur dua tersebut dan parkir pas depan halaman Dekranasda Aceh Timur.
Ia juga sempat melihat wanita itu membuka pintu depan samping kiri mobil itu lagi dalam keadaan lemas dan mengeluarkan cairan dari dalam mulut sambil memegang perutnya yang diduganya darah karena habis dipukulin, akhirnya ditarik kedalam lagi kemudian ditutup pintunya dengan suara keras.
“Saya mendekat mobil hitam itu lagi dan saya gedor gedor dengan pelan, namun direspon dari dalam dengan pukulan keras dan jeritan wanita minta tolong, setelah itu mobil melaju kencang ke arah medan, akhirnya saya kejar dengan menyetop motor dari arah belakang saya yang ternyata kawan yang saya hubungi tadi baru sampai. Karena saya menduga telah terjadi hal yang tidak diinginkan,” Kata Edo.
Selanjutnya, Edo bersama dua temannya yaitu Hawalis dan Ibrahim yang juga sebagai aktivis, langsung mengejar mobil tersebut, namun untuk mengantisivasi dari hal hal yang tidak diinginkan, Edo meminta diturunkan di polsek Pedawa untuk meminta bantuan terkait kejadian tersebut. Karena ia menduga pengendara mobil itu membawa senjata tajam (sajam) atau sejenisnya, apa lagi kaca mobil tersebut sangat susah dilihat dari luar apa yang ada di dalamnya. maka dari itu ia turun dan membuat laporan ke pihak polsek pedawa, Polres Aceh Timur, yang merupakan Polsek terdekat. Sedangkan dua temannya lagi terus mengikuti dan memantau dari jauh sembari menunggu pihak kepolisian sampai kelokasi yang dilaporkan oleh mereka yang pada saat itu cuaca hujan deras.
Setelah menerima laporan pada Dini Hari itu, 4 Personil polsek pedawa dengan sigap dan segera mengejar mobil yang dicurigai melakukan penyekapan terhadap H.
Namun, meskipun dalam kehujanan mereka tetap mengintai dan memberi laporan kepada personil polsek pedawa yang saat itu sedang menyusul dari arah belakang. Akhirnya mobil mobil civic hitam yang dicurigai tersebut berhasil dicegat oleh personil polsek pedawa di Kampung Beusa Sebrang, Peureulak Barat, tepatnya di jembatan Kampong Beusa Saubrang, Aceh Timur.
Dalam proses pencegatan sempat terjadi ketegangan, karena mobil yang dicurigai tersebut sempat terlihat belok kanan untuk menghindari pencegatan. Namun, pada akhirnya pihak personil pedawa berhasil membekuk pengendara mobil yang sempat dicurigai melakukan penyekapan terhadap H.
Usut punya usut, setelah pihak kepolisian berhasil menyergap mobil civic warna hitam tersebut di beusa sebrang, dan digiring ke polsek pedawa, rupanya R dan H telah bertunangan, karena R merasa dikhianati oleh sang pujaan hatinya (H). Kata R saat berada di Polsek Peudawa.
Maka dari itu ia nekat melakuan hal tersebut sehingga menimbulkan kecurigaan oleh warga yang berada di titik perkara pertama kejadian, dalam hal ini di Titi Baroe, Idi Rayeuk, tepatnya di Halaman Dekranasda atau pas di depan pusat kantor pemerintahan kabupaten Aceh Timur.
Namun, pada kisaran Jam 4.00 WIB Dini hari yang sama, pihak polsek pedawa menghubungi orang tua H, dan tidak lama kemudian orang tua H sampai ke polsek, setelah itu pihak polsek pedawa memberi nasehat dan arahan kepada R dan H, selanjutnya dikembalikan kepada orang tua H untuk diselesaikan secara ke keluargaan atau Adat kampung/Desa.
Untuk diketahui, Motor warna merah yang ditinggalin oleh pemiliknya di tengah tengah jalan tersebut dikendarai oleh R, yang pada akhirnya dijaga oleh Khairul dan Mahmud warga setempat agar tidak hilang.
sedangkan mobil civic warna hitam dikemudikan oleh H, Namun setelah dilakukan pencegatan oleh R terhadap H di depan Dekranasda barulah dikemudikan oleh R. Dan selanjutnya yang sebelumnya Diduga darah yang keluar dari mulut perempuan tersebut rupanya ia sedang muntah.
Dari kajadian ini kita bisa belajar, bahkan banyak penculikan/penyekapan dan pembunuhan karena disebabkan terbakar api kecemburuan, Maka dari itu selesaikan lah setiap permasalahan dengan kepala dingin dan jangan menciptakan kegaduhan atau pun kecurigaan, apalagi sudah larut malam namun suara percekcokan sangat kedengaran bahkan suara minta pertolongan terus diteriakan, Maka dari itu tidak bisa diabaikan karena sesama manusia saling membutuhkan dan mengantisipasi terhadap hal hal yang tidak diinginkan.
Pewarta
kAbiro wa Kabiro Aceh timur (MN/NS)