Media Humas Polri || Medan
Salah seorang siswa SD Negeri 064034 Kecamatan Medan Johor Kota Medan takut Masuk Sekolah karena minder dan tertekan terhadap Perkataan Wali Kelasnya Bernama Ibu Mery yang diduga menyebutnya bahwa Mukanya Mirip Muka B2 atau B*bi, yang diucapkan gurunya kepadanya di dalam kelas saat Proses belajar mengajar sedang berlangsung.
Kronologis Ini dijelaskan oleh orang tua “FS’’, yaitu Ibu Ratna kepada Media pada Jumat 25 Agustus 2023, bahwa Kejadian ini bermula pada akhir bulan juli 2023 ketika Anaknya yang duduk di kelas 2C berinisial “FS” sedang berantam dengan 2 orang siswa kelas 4, Saat Bu Mery melihat Siswa tersebut sedang berantam tanpa ditanya Dia langsung menjewer dan tarik Jambang ‘FS”. Tak hanya itu, Bu Mery Memukul Punggung “FS” dengan tanganya. Selanjutnya “FS” Mengadu kepada Orang tuanya dirumah bernama ibu Ratna. Mendengar pengaduan anaknya tersebut, seorang ibu tentu tidak terima jika anaknya dididik oleh guru dengan didikan yang disertai dengan kekerasan. Maka besoknya Ibu Ratna Mendatangi Pihak Sekolah untuk melaporkan kejadian tersebut dengan tujuan agar mendapat klrarifikasi dari pihak Oknum Guru yang bersangkutan, namun bukan nya diberi penjelasan oleh Ibu Mery tapi malah memarahi Ibu Ratna (Orangtua murid) dengan sikap dan bahasa kurang sopan. Kemudian kepala Sekolah Negeri tersebut Bpk. Inga Ulung Ginting meminta Ibu Ratna agar menunggu karena harus diselidiki dulu. Namun hasilnya belum diketahui sampai sekarang.
“ Ini Ngadu Ngadu Aja sama orangtua, Sikit-sikit ngadu, Ibu Juga suka dengerin Cakap Anak” ucap bu ratna kepada media dengan menirukan bahasa bu Mery.
Kemudian pada tanggal 23 Agustus 2023 saat proses belajar mengajar, Ibu Mery yang juga sebagai wali kelas 2C pada SDN 064034 tersebut mengatakan kepada ‘’FS” di dalam Kelas bahwa muka FS Muka B2.
“Jangan kalian berkawan sama muka B*bi ini. Nanti kalian Bodoh” ucap bu ratna menirukan bahasa bu Mery.
Mendengarkan laporan ini dari anaknya, Bu Ratna kembali mendatangi pihak sekolah untuk melaporkan Bu Mery, dengan tujuan agar Pihak sekolah dapat menertibkan Sikap Bu Mery agar anak-anak merasa nyaman untuk belajar bersama beliau di kelas. Namun Kepala Sekolah SD tersebut, Bapak Inga Ulung Ginting mengatakan kepada Ibu Ratna Pada Jumat 25 Agustus 2023 Bahwa, Pihaknya sudah menelusuri hal itu dan diketahui bahwa yang mengatakan hal itu bukanlah Guru atau Bu Mery tapi siswa. Untuk menyemangati anaknya agar bisa sekolah lagi, Pihak Sekolah mengatakan bahwa “FS” akan dipindahkan kelasnya dari Kelas 2C ke kelas 2B. Namun Jika tidak berterima dengan Ibu, maka ibu bisa bebas dimana anak ibu disekolahkan. Kata Bu Ratna Kepada media saat diminta keteranganya pada Jumat (25/08/2023).
Atas informasi tersebut, tim media humas polri mendatangi pihak sekolah untuk meminta konfirmasi dan keterangan yang lebih valid pada Jumat 25/08/2023. Di ruang kerjanya, kepala SDN 064034, Bapak Inga Ulung Ginting, mengatakan bahwa Pihaknya baru 3 bulan memimpin sekolah tersebut dan dalam waktu tersebut pihaknya tidak pernah melihat pemukulan yang dilakukan guru kepada siswanya. Ia Menegaskan bahwa jika ada hal tersebut terjadi maka ia langsung turn lapangan untuk mengecek dan melakukan tindakan tegas.
”Saya baru 3 bulan menjadi kepala sekolah disini, dan belum saya lihat ada pemukulan terhadap siswa. Jika itu ada, saya turun lapangan dan tindak tegas” kata Pak Inga Ulung Ginting kepada Media.
Namun Ketika ditanya perihal Ucapan Guru yang mengatakan Muka B2 (B*bi) kepada Siswa, Pak Inga Ulung Ginting membantah Bahwa tidak ada Oknum Guru disekolahnya yang mengatakan Muka B2 alias B*bi kepada siswa.
“saya sudah memanggil orangtua siswa tersebut untuk diberi klarifikasi, bahwa yang mengatakan hal itu bukan guru tapi siswa, dan karena anak ini sangat takut sama guru wali kelasnya, maka kita pindahkan dia dari kelas 2C ke kelas 2B.’’ Jelas pak Kepala Sekolah.
Selain kejadian ini, Bu Ratna Juga membeberkan bahwa Sebelum ini, ada guru namanya Bu Juna, jadi kan si Fatir ini sering terlambat karena anak saya yang bantu saya jualan sampe malam, dihukum sama Bu Juna dengan mengjewer dan menarik Jambang anak Saya, dan itu tidak jadi masalah. Yang tidak saya terima bahwa Bu Juna ini menghukum anak saya bukan dilapangan tetapi dibawanya di bangunan tingkat yang ada tangganya disitu anak saya di siksanya. Ketika saya laporkan kepada wali kelasnya entah kenapa besok saya didatangi nya di pagar sambil marah-marah sehingga kami saling bertengkarlah disitu. Saat pertengkaran itu terjadi di situ ada Bu Mery dan ikut ngomong. Katanya “ngak ada apa ngak ada yang luka, acting kayak di sinetron”. Mendengar dia bilang itu saya tegur dia “Ngak Usah ikut campur Bu kalau Tidak Tahu masalahnya” Tutur Ibu Ratna.
Atas Kejadian ini, ‘’FS” tidak mau sekolah karena merasa dirundungkan dan trauma. Sangat kasihan, anak yang masih berumur 8 tahun ini sudah memikul tanggungjawab dalam rumah tangganya dengan membantu ibunya Jualan Hingga Malam, karena dia tidak mendapat Bantuan dari Pihak sekolah seperti PIP dan KIP, dan keluarganya juga belum tercover sebagai penerima bansos dari Pemerintah seperti program/bantuan PKH/BLT padahal keluarganya merupakan keluarga tidak mampu. Ditambah lagi karena disekolah dirinya sering dipukulin atau dijewer sama gurunya karena sering terlambat, mukanya dimiripkan dengan muka B2. Pihak Orangtua (Ibu Ratna) sangat mengaharapkan keadilan dan campur tangan dari Pihak Dinas Pendidikan Kota Medan atas kejadian yang dialami oleh anaknya, agar Guru-Guru yang diduga bersikap keras di SD Negeri 064034 diberikan tindakan tegas. Orangtua sangat mendukung Jika Guru-guru mendidik anaknya dengan keras tapi tidak dengan kekerasan, karena jika disertai kekerasan maka yang terjadi anak-anak menjadi tidak nyaman belajar, Trauma melihat gurunya karena sering ditekan baik secara fisik maupun secara Psikis. Ungkap Bu Ratna. (Tim Investigasi)