Diduga Pembagunan RSUD Cilograng Gunakan Semen Asal Cina APDESI Cilograng Angkat Bicara
Mediahumaspolri.com // Lebak
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilograng, di Desa Cijengkol Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten terus menuai kritik dari masyarakat.
Pasalnya, dari mulai proses tender hingga penetapan pemenang lelang, pembangunan RSUD Cilograng yang menelan anggaran puluhan miliaran rupiah itu dituding mengesampingkan pengusaha lokal, dan lebih mementingkan perusahaan milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara) untuk menjadi pemenang lelang, meski dilakukan lelang secara terbuka melalui LPSE (Layanan Pengadaan Barang Jasa/Secara Eelektronik).
Yayan Hendayana Ketua APDESI Cilograng Angkat bicara, Keberadaan RSUD Cilograng sangat dinanti masyarakat banyak dan tentunya pembangunannya sangat kami apresiasi. Namun pembagunan tersebut harus sesuai dengan juknis RAB, intinya kualitas dan kuantitas harus di kedepankan dan bagus jangan sampai pembangunan asal jadi, kami dari APDESI Cilograng meminta agar pengawasan pembangunan RSUD Cilograng benar-benar di lakukan pihak terkait, untuk menjaga hal-hal yang tidak di inginkan, karena kami sebagai penerima manfaat inginkan bangunan tersebut bagus dan berkualitas, bisa di rasakan anak cucu kami kedepannya, ucap Yayan, Selasa (14/6/2022).
“APDESI Cilograng akan mendukung pembangunan yang sesuai SOP tapi APDESI Cilograng tak akan tinggal diam bila pembangunan tersebut asal-asalan, apalagi memakai bahan yang kualitasnya ga jelas, kita akan kawal pembanguan RSUD Cilograng sampai selesai,” pungkasnya.
Ditempat terpisah, Hasan Sadeli alias Citonk mengatakan, Pabrik semen CNOCH asal China itu pabriknya baru dibangun di Kalimantan. Sepatutnya, perusahaan BUMN tersebut mendukung produk dalam negeri yang jelas sudah ada produk lokal, ungkap Hasan salah seorang pemerhati masalah sosial di wilayah Lebak Selatan kepada awak media.
“Pembangunan RSUD Cilograng yang terletak di Desa Cijengkol Kecamatan Cilograng dengan menelan anggaran sebesar Rp 72 milyar lebih itu, tahapan pekerjaan pembangunan pondasi dan fisik bangunan lainnya memakai semen asal negeri Tirai Bambu merk CNOCH yang harganya jauh lebih murah dari semen produk dalam negeri. Semen merk CONCH, Garuda, HIPPO, dalam dunia bisnis, masuk kategori semen “Level 3”. kualitasnya biasa saja, tak bisa setara dengan produk semen dalam negeri jauh berkualitas.
Lanjut Hasan. Padahal, kontraktor yang membangun RSUD Cilograng itu adalah PT Pembangunan Perumahan (PP) Urban yang juga milik BUMN, namun mereka lebih memilih produk luar negeri untuk pembangunan RSUD yang bersumber dari APBD Banten tersebut.
“Saya tidak mengetahui, apakah semen CNOCH spesifikasi masuk atau tidak dalam pebangunan RSUD Cilograng tersebut. Namun demikian, dilihat dari harga antara semen asal China itu dengan semen produk lokal jauh lebih murah.
”Kita ambil contoh, semen merk Merah Putih yang pabriknya berada di dekat pembanguan RSUD Cilograng itu satu sak dengan berat 50 kg harga Rp 54 ribu, sementara semen merk CNOCH satu sak dengan berat 40 Kg harganya Rp 40.500
Hasan mengaku sangat mendukung adanya pembangunan RSUD Cilograng tersebut, namun jangan juga sampai pengerjaannya dilakukan asal-asalan, apalagi menggunakan produk dengan kualitas jelek.
”Ini tentunya akan merugikan kami sebagai penerima manfaat di wilayah Lebak Selatan. Sebab apabila dikerjakan asal asalan dan bahan baku yang digunakan tidak sesuai standar tentunya bangunan akan cepat rusak. Itu tentunya akan merugikan negara maupun masyarakat,” pungkas Hasan.
Asep Dedi Mulyadi – MHP