Media Humas Polri//Indramayu
Duka mendalam menyelimuti keluarga Mohamad Ulil Ambor Ubaidillah (9 tahun), seorang siswa kelas 3 SDN 1 Pangauban, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.
Bocah malang tersebut meninggal dunia setelah diduga mengalami perkelahian dengan teman sekelasnya.
Almarhum merupakan anak dari M. Nurhokim, seorang wiraswasta yang berdomisili di Jalan Raya Lelea Tugu, Blok Karang Moncol, Desa Pangauban.
Menurut keterangan Nurhokim, putranya mengalami gangguan psikologis dan mulai mengeluhkan sakit kepala hingga kondisinya semakin memburuk sebelum akhirnya meninggal dunia.
Nurhokim menjelaskan bahwa sebelum meninggal, anaknya sempat mengeluhkan sakit kepala yang semakin parah hingga akhirnya tidak bisa duduk saat hendak sarapan. Karena panik, keluarga segera membawa Ulil ke klinik, di mana ia langsung mendapatkan infus. Namun, kondisinya tidak membaik.
“Dokter di klinik sempat bertanya apakah anak saya mengalami masalah di sekolah atau dengan temannya, karena kondisinya semakin memburuk. Karena klinik tersebut tidak memiliki peralatan yang memadai, kami pun merujuknya ke rumah sakit yang ada di Desa Langut.
Namun, pihak rumah sakit juga menyatakan keterbatasan alat medis. Akhirnya, kami bawa ke RS Mitra, tetapi nyawa anak saya tidak tertolong,” ungkap Nurhokim dengan penuh kesedihan.
Dari keterangan teman-teman almarhum, diketahui bahwa sebelum sakit, Ulil sempat memiliki masalah dengan teman sekelasnya.
Bahkan, ia pernah menyampaikan keinginannya untuk pindah sekolah, namun hal tersebut tidak mendapat respons dari orang tuanya.
Menanggapi peristiwa ini, salah satu guru SDN 1 Pangauban, Muhammad Dila, menyatakan bahwa hingga saat ini, pihak sekolah masih mencari kepastian terkait kronologi kejadian.
“Saya sudah bertanya kepada siswa kelas 3, baik laki-laki maupun perempuan, namun mereka semua mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut. Kami juga mendapatkan informasi simpang siur, ada yang mengatakan almarhum dikeroyok oleh enam orang, tetapi saat ditelusuri lebih lanjut, tidak ada sumber yang benar-benar mengetahui peristiwa itu secara pasti,” ujar Dila.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa dalam lingkungan sekolah, anak-anak kerap bercanda dan saling meledek, namun belum ada laporan mengenai aksi kekerasan atau perundungan yang mengarah pada pemukulan serius.
“Kalau dari keterangan teman-temannya, kejadian ini lebih ke arah saling ledek, bukan perundungan. Namun, terkait dugaan pemukulan, belum ada anak yang mengaku atau memberikan informasi yang jelas,” tambahnya.
Kematian Mohamad Ulil Ambor Ubaidillah masih menyisakan banyak tanda tanya. Beberapa teman sekolahnya mengungkapkan bahwa ada dugaan perselisihan terkait hutang kecil, namun belum dapat dipastikan apakah hal tersebut berkaitan dengan peristiwa tragis ini.
Pihak keluarga berharap agar kejadian ini dapat diusut dengan jelas dan tidak terulang kembali di masa mendatang. Mereka juga mengimbau pihak sekolah untuk lebih memperhatikan interaksi antar siswa agar tidak terjadi kejadian serupa.
Hingga saat ini, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi yang menimpa siswa kelas 3 SDN 1 Pangauban ini.(Heryanto)