Media Humas Polri // Parigi
Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya menggelar kegiatan penguatan moderasi beragama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah, pada Kamis (5/12/2024).
Kegiatan ini berlangsung di Aula Hotel Oktaria, Jalan Jalur II Kampali, Kelurahan Masigi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parimo, dengan tema “Desa Percontohan sebagai Kampung Moderasi Beragama”. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemeliharaan kamtibmas serta pencegahan radikalisasi dan intoleransi di wilayah Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Parimo.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kasatgas II Preemtif Ops Madago Raya AKBP Moh. Taufik, S.H., yang hadir bersama sejumlah pejabat dan tokoh agama setempat, antara lain Ketua FKUB Kabupaten Parimo, Kasat Binmas Polres Parimo, Kepala KUA Kabupaten Parimo, Camat Parigi, Kepala Desa Mertasari, serta sejumlah tokoh lintas agama di Kabupaten Parimo.
Dalam sambutannya, AKBP Moh. Taufik mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu terobosan baru dari Satgas II Preemtif Ops Madago Raya untuk mendukung penguatan moderasi beragama di tengah masyarakat yang plural sebagai inspirasi secara nasional.
Menurutnya, moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan kedamaian dan persatuan bangsa di tengah keragaman, khususnya dalam menghadapi tantangan radikalisme dan intoleransi.
“Moderasi beragama adalah upaya yang sangat penting dalam membangun karakter bangsa. Dengan mengedepankan toleransi, anti-kekerasan, dan wawasan kebangsaan, kita dapat menekan tumbuhnya paham-paham radikalisme yang dapat merusak persatuan dan kesatuan negara,” kata AKBP Moh. Taufik.Desa Mertasari dipilih sebagai desa percontohan kampung moderasi beragama karena memiliki masyarakat yang plural dan memiliki potensi besar untuk menciptakan perdamaian dalam kemajemukan. Kehadiran berbagai tokoh agama dan masyarakat dari berbagai latar belakang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap penguatan moderasi beragama.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh narasumber terkemuka, yakni Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag., Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah, yang menyampaikan materi tentang “Moderasi Beragama sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa”.
Dalam pemaparannya, Prof. Zainal menekankan pentingnya peran moderasi beragama dalam memperkuat persatuan bangsa, terlebih di tengah tantangan globalisasi yang semakin kompleks.
Selain itu, Drs. Aminudin, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Parimo, memberikan materi tentang “Moderasi Beragama dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika”, yang menggarisbawahi nilai-nilai kebhinekaan sebagai dasar dari keberagaman yang harus dijaga dan dilestarikan di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, AKBP Taufik juga menyampaikan harapannya kepada seluruh tokoh lintas agama yang hadir agar dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya moderasi beragama. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan masyarakat dari pengaruh paham radikal yang dapat menimbulkan perpecahan.
“Harapannya, para tokoh agama bisa mengedukasi masyarakat tentang moderasi beragama, dengan mengedepankan empat pilar utama: wawasan kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal. Materi yang didapatkan pada kegiatan ini, semoga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.