Media Humas Polri || Indramayu
Jatuh bangun mengelola mangga di kawasan Agro Hutan Mangga Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu dirasakan para petani. Selain pernah merasakan hasil panen yang berkurang akibat cuaca dan serangan hama, kepedihan lainnya adalah harga penjualan mangga yang rendah.
Ditemui awak media, Kisol (50) salah seorang petani di hutan mangga terlihat sedang sibuk memanen. Bersama sejumlah pekerja dan pembeli, ia memanen beberapa pohon yang mulai banyak berbuah.
Penampakan Pohon Mangga Indramayu yang Konon Berusia Ratusan Tahun
Diceritakan Kisol, hasil panen mangga masih belum bisa terkontrol dengan masif. Pasalnya, pengaruh cuaca hingga serangan hama masih jadi satu faktor utama yang dihadapi para petani mangga.
“Yang tidak bisa diprediksi yang jelas faktor iklim cuaca terus tergantung kadang-kadang ada hama yang tidak bisa ditanggulangi,” kata Kisol, Selasa (14/11/2023).
Terkait massa panen, Kisol mengaku pohon mangga mayoritas bisa dipanen sebanyak dua sampai tiga kali dalam satu tahun. Namun, setiap musimnya petani belum mampu mempertahankan hasil panen yang stabil.
“Ini sudah tiga kali, nah sekarang dapat dari 40 atau 36 pohon nyampe 7 ton. Sebelumnya hanya 4 ton soalnya faktor cuaca sih,” ungkap Kisol.
Selain hasil panen yang belum stabil. Para petani juga tidak bisa menentukan harga mangga yang tinggi. Seperti halnya saat ini, meski bisa menghasilkan panen yang melimpah. Namun, harga yang ia dapat cukup anjlok. Yakni hampir selisih 50 persen dibandingkan musim panen sebelumnya.
Saat ini, hasil panen mangganya hanya ditaksir sekitar Rp4 ribu per kilogram. Namun, di musim panen lalu sudah mencapai di angka Rp.8 ribu perkilogram.
“Iya ini lagi anjlok tapi hasilnya cukup banyak,” ucapnya.
Secara akumulasi, hutan mangga sekitar 250 hektare itu memang menjadi salah satu produsen buah mangga terbesar. Jika dalam kondisi bagus, di suatu musim panen raya sempat bisa menghasilkan 80 sampai 100 ton dalam sehari.
Cerita Petani Indramayu Merintis Hutan Mangga yang Luasnya 250 Ha
“Iya sehamparan itu, kalau omzet ya nggak bisa di cek karena di sini setiap bulan setiap musimnya ada beberapa gelombang panen ada yang 2 kali sampai 3 kali tergantung pengelolaan,” kata Ketua Kelompok Hortikultura Karya Tani Bhakti Mangunjaya, Mulyadi.
Mulanya, hasil panen di hutan mangga ini hanya diambil oleh tengkulak lokal. Namun, saat ini banyak petani yang melakukan distribusi langsung ke luar daerah Indramayu. Mulai dari Lampung, Pekanbaru, Batam, Riau, Pontianak, Aceh hingga Bangka Belitung,” Pungkasnya. (Masta)