Lembata || Media Humas Polri.Com
Gugus Depan SMPN I Nubatukan memeriahkan upacara penyalaan api unggun di malam terakhir gerakan pramuka yang berlangsung di Bumi Perkemahan tepatnya di halaman sekolah setempat, Minggu (13/8/2023) pukul 23.00 WITA.
Tampaknya, upacara penyalaan api unggun telah diikuti sekitar 600 lebih anak penggalang perkemahan yang merupakan malam terakhir Gerakan Pramuka SMPN I Nubatukan yang merupakan tanda semangat pijar membara pemuda anak negeri, dan prosesi penyalaan api unggun yang didahului dengan pembacaan Sepuluh Dasa Darma Pramuka.
Kesempatan itu, Majelis Pembimbing GugusDepan, SMPN I Nubatukan, Dra. Yustina Luku dalam arahannya memaparkan bahwa, “Serangkaian kegiatan Kemah Bhakti ini telah memasuki acara puncak yang kita nantikan dari hari kemarin yakni acara Api Unggun, dimana kegiatan api unggun itu sendiri tentunya bukan momen kegiatan bakar membakar saja, namun lebih dari itu adalah kegiatan yang memberikan tiga makna yang mendalam untuk kita semua yakni, simbol api berkobar yang menandakan semangat membara, simbol api panas menandakan memberikan kekuatan diri kita, dan juga simbol cahaya yang menandakan simbol persaudaraan dan persatuan,” ungkapnya.
Momen api unggun malam ini, Dra. Yustina berpesan bahwa “Jadilah api yang memiliki sifat baik, yang memberikan penerangan di tengah – tengah kegelapan dan api yang bersahabat diantara manusia yang dapat memberikan kehangatan dalam kedinginan, sehingga nantinya dalam kehidupan mendatang kalian semua akan tumbuh menjadi sosok manusia yang bermanfaat untuk manusia yang lain. Jadilah api untuk memperat persaudaraan, memupuk kerja sama, menumbuhkan rasa keberanian dan rasa percaya diri serta mengembangkan bakat dan kreatifitas,” pungkasnya.
Dikatakannya, “Janganlah menjadi api yang malah menghancurkan manusia lain yang selalu memberikan kerugian untuk orang – orang disekitar kalian. Tak henti – hentinya.”
Dra. Yustina berpesan ”Teruslah belajar, dan ingat bahwa belajar tidak saja di bangku sekolah, namun lebih dari itu belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapanpun kalian berada,” ucapnya.
Diakhir arahan ini, Yustina mengingatkan bahwa, “Orang yang paling bodoh di dunia adalah orang yang berhenti belajar,” tutupnya. (Ahmad)