*Jelang Ramadhan di Lombok Barat, Disabilitas, Imam Masjid dan Lansia Dapatkan Vaksin Booster*
Media humas polri || Lombok Barat
Kapolda NTB Irjen Pol. Drs. Djoko Poerwanto menghadiri langsung Kegiatan Gebyar Vaksinasi Covid – 19 bagi Disabilitas, Imam Masjid dan Lansia bertempat di Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat (Lobar), Senin (28/3/2022).
Dalam kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan acara silaturrahmi Kapolda NTB bersama segenap Forkopimda dan Tokoh Masyarakat serta tokoh agama di Kabupaten Lombok Barat yang bertempat di Aula Kantor Bupati Lobar.
Dihadapan para tokoh dan masyarakat yang hadir dalam kesempatan tersebut, Kapolda NTB menjelaskan bahwa skema besar dalam pelaksanaan percepatan vaksinasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah bersama TNI-Polri dan instansi terkait lainnya.
Yakni, bagaimana Provinsi Nusa Tenggara Barat bisa mendapatkan kekebalan secara kelompok (Herd Immunity) guna terhdindar dari penyebaran covid-19 yang masih melanda Dunia saat ini.
“Bahwa kekebalan kelompok itu penting, lebih penting dari segalanya, karena nanti tanggal 3 April 2022 kita sudah memasuki Bulan Suci Ramadhan. Sehingga kekebelan kelompok dalam suatu Daerah, itu akan membuat kita menjadi nyaman dan aman saat pelaksaan ibadah nantinya,” ungkap Djoko.
Lebih Lanjut, dikatakan jenderal Bintang Dua itu bahwa secara umum pelaksanaan vaksinasi yang dilaksanakan di Lombok barat itu setidaknya telah berhasil menyuntikkan vaksin terhadap 700 orang.
“Khusus bagi penyandang disabilitas sebanyak 200 orang telah mendapatkan vaksin,” imbuh Kapolda NTB.
“Angka tersebut hanya mengukur sampai dimana pelaksanaan vaksinasi, yang terpenting adalah di Lombok Barat ini bisa maksimal cepat untuk kekebalan secara kelompoknya,” tegas Djoko.
Sementara itu, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, S.Ag M.Si menambahkan untuk penyandang disabilitas, pihaknya bersama TNI-Polri memang menargetkan mereka menjadi sasaran pertama sejak awal dan sampai saat ini vaksinasi yang dilakukan di Lobar bagi penyadang disabilitas telah memasuki vaksinasi ketiga atau bosster.
Ia juga menjelaskan bahwa secara umum di Lombok Barat sampai dengan saat ini masih terjadi perbedaan angka secara terpusat dan manual dengan selisih angka mencapai 8%.
“Saya contohkan, Lombok Barat disebut dosis pertama 84%, maka kita sebenarnya sudah 92% secara data manualnya, demikian juga untuk dosis kedua, diaplikasi disebutkan 76%, maka hasil manual yang telah kita capai yakni sekitar 85% lebih,” jelasnya.
“Termasuk boosternya, ada selisih memang yang saat ini masih baru menyentuh angka 15%. Hal ini rerkait adanya prioritas untuk vaksinasi Booster, dan juga mengejar 92% untuk dosis yang kedua ini,” pungkasnya.
Sofiandi (MHP)