Media Humas Polri || Mandailing Natal Sumatra Utara
Mantan Anggota DPRD (2009 -2014) Madina Iskandar Hasibuan mengaku, “Bangga dengan sikap Kadis Pertanian, yang langsung menegur kontraktor yang mengerjakan proyek jaringan irigasi di Desa Huta Tonga Kec. Panyabungan Barat, belum satu bulan selesai sudah rusak. Sebulan kurang lebih setelah dibangun, pembangunan rehabilitasi irigasi di Desa Huta Tonga, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal, sudah rusak parah, itulah berita sejumlah media online,” ujar Mantan Anggota DPRD (periode 2009-2014) Madina Iskandar Hasibuan, Senin (21/8) di Kedai Kopi Manohara Jln. Lintas Timur Panyabungan.
Kata Iskandar, “Begitu berita tayang disejumlah media online, Kadis Pertanian Madina Siar Nasution, ucapkan terimakasih kepada wartawan yang buat berita. Terimakasih informasinya, hari ini juga saya sudah tegur kontraktornya agar segera diperbaiki, dan saat ini kontraktornya sudah di lokasi proyek untuk memperbaikinya karena proyek itu masih pemeliharaan,” ujar Iskandar Hasibuan, mengulangi kalimat Kadis Pertanian Madina Siar Nasution.
Bahkan ujar Siar Nasution, “Irigasi tersebut sangat dibutuhkan petani saat ini, makanya kita bangun. Saya menuju Panyabungan dari Medan, begitu sampai akan turun langsung ke lokasi irigasi,” ujar Iskandar Hasibuan mengulangi kalimat Kadis Pertanian, “Ini baru Kadis, bukan uring-uringan ketika di kritik, apalagi berita yang dibuat Wartawan fakta, bukan fitnah,” ujar Iskandar Hasibuan lagi. Sebelumnya, dikutip dari sejumlah media online yang sudah viral, pembangunan irigasi persawahan masyarakat oleh Dinas Pertanian yang dikerjakan di Saba Lamo ini dibangun dengan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) 2023 dengan nilai kontrak Rp. 110.208.000 yang dikerjakan oleh CV. Nabila.
Menurut informasi dari sejumlah petani yang ditemui lokasi mengatakan, “Jika bangunan yang sudah rusak tersebut dikerjakan secara cepat, dan baru saja selesai dikerjakan sebulan yang lalu. Bangunan jaringan irigasi menggunakan anggaran ratusan juta rupiah ini sudah rusak parah. Puluhan meter semen cor pinggiran irigasi sudah ambruk dan retak,” kata petani.
Selain itu, warga setempat dan petani di wilayah Barbaran juga merasa keberatan hadirnya bangunan yang tidak sesuai dengan regulasi yang ada. Pasalnya, petani merasa kesulitan air akibat terhambat bangunan ambruk. Petani juga meminta pihak kontraktor maupun dinas pertanian memperbaiki jaringan irigasi itu karena baru terhitung hari sudah rusak dan membawa efek yang buruk bagi petani Saba Lamo.
“Sejak awal kami heran ada masuk bangunan yang dikerjakan begitu cepat dan hasilnya carut marut. Baru sebulan selesai dikerjakan sudah rusak, mohon diperbaiki demi kelancaran jaringan irigasi bagi petani di Barbaran,” ucap warga bernama AS Nasution. Petani lainnya yang ditemui media juga menyebut mereka bersyukur pemerintah memberi perhatian kepada Desa Barbaran.
“Akan tetapi, warga tersebut menilai bangunan jaringan irigasi itu lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Siapa yang tak bersyukur pemerintah memasukkan bangunan ke daerah kita, tapi maunya baguslah dikerjakan agar warga tidak kecewa. Jangan lebih memikirkan untung besar dari pekerjaan daripada memikirkan nasib para petani,” ungkapnya. (JhonParla)