Media Humas Polri // Maluku
“Terkait dengan ditariknya pernyataan Sekretaris Negeri Wakal, Akmal Samal, Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif, mengaku pihaknya saat ini sedang mengkajinya.
“Karena statemen provokatif tanpa bukti hukum adalah melanggar hukum.
Hati-hati untuk mengeluarkan statemen resmi di media tanpa didukung kebenaran di lapangan,” kata Kapolda, Sabtu (4/3/2023).
Sebagai tokoh negeri, Kapolda meminta sebaiknya bersikap bijak dan melakukan konfirmasi ke aparat keamanan terkait insiden yang terjadi. “Sehingga tidak malah memprovokasi dan menjadikan masalah yang terjadi tidak kunjung selesai,” ajaknya.
Menurutnya, konflik di Hitu dan Wakal bukan baru pertama kali terjadi. Dua desa ini sudah berulang kali bentrok setiap tahun, hanya karena masalah perorangan.
Konflik yang terjadi, kata Irjen Latif, sangat mengganggu kerukunan dan kedamaian di Maluku. Sebab, bukan rahasia umum lagi, setiap kali bentrok terjadi, masyarakat terlihat membawa senjata tajam, panah, senjata api rakitan, bahkan bom-bom rakitan. Benda-benda tersebut tentunya sangat membahayakan masyarakat dan aparat keamanan yang bertugas di sana.
“Dan hal tersebut merupakan kejahatan berat karena bisa menimbulkan korban jiwa,” ungkapnya.
Setiap kali konflik pecah, Irjen Latif mengaku aparat keamanan selalu diminta datang untuk menjaga kamtibmas. Namun ketika aparat menjaga kamtibmas di sana, mereka malah tidak dihargai, diejek-ejek, dituduh memihak, bahkan sampai diserang menggunakan senjata api.
“Tentunya semua ini tidak bisa didiamkan karena membahayakan jiwa masyarakat dan aparat keamanan. Aparat keamanan itu ditugaskan di sana juga manusia, punya istri dan anak juga yang menunggu kepulangan mereka dengan selamat,” katanya.
Olehnya itu, Kapolda menekankan, apabila yang dihadapi adalah penjahat menggunakan senjata tajam, senjata api atau bom rakitan, maka aparat wajib melakukan tindakan yang setara untuk melumpuhkan pelaku kejahatan.
“Jangan lagi ada hoaks-hoaks yang provokatif. Polri akan mencari dan menangkap pelaku-pelaku provokator yang membuat hoaks adu domba di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.
Ia mengaku, aparat keamanan yang sedang menjaga kamtibmas di perbatasan kedua negeri di sana, juga merupakan saudara-saudara sesama anak Maluku.
“Aparat di sana itu saudara-saudaramu, mereka semua juga berasal dari Ambon dan Maluku. Mereka bukan musuhmu, mereka bukan orang luar dari Maluku, mereka datang karena perintah dan bagian tugasnya untuk menjaga dan memisahkan kalian kedua negeri yang sedikit-sedikit bentrok, kumpul-kumpul massa, pukul-pukul tiang listrik, teriak-teriak histeris seperti mau perang dan baku bunuh, kalian yang hidup penuh dengan dendam dan kebencian,” ungkapnya.
Irjen Latif mengajak seluruh elemen masyarakat agar dapat berbenah dan berubah ke arah yang lebih baik. Berkelahilah melawan kemiskinan dan kebodohan. Marilah bersatu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Ini sudah mau bulan Ramadhan, bulan suci bagi umat Islam, ini momentum bagus untuk hentikan konflik secara permanen, bukan angin-anginan. Mari memulai tali silatirahmi untuk kebaikan anak cucu dan generasi mendatang,” ajaknya.
Kapolda kembali meminta agar bila terjadi peristiwa kejahatan atau pelanggaran, serahkanlah kepada aparat keamanan, awasi dan kawal perkembangannya.
“Bahkan bila perlu bentuk tim bersama untuk ungkap kasus tersebut.
Polri akan terbuka dan bersama kita selesaikan ini dengan damai dan proses hukum yang berkeadilan,” pungkasnya. (Steven)