Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo Mari Jaga Kedamaian Jangan Terprovokasi

Media Humas Polri || Madiun

Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo ditantang duel oleh pesilat bernama Musthofa. Tantangan duel ini viral di media sosial. Musthofa menantang duel lantaran kecewa tugu Pencak Silat dirobohkan.

Bacaan Lainnya

Dalam unggahan, terpampang pula surat pemberitahuan unjuk rasa yang rencananya digelar oleh Forum Komunikasi Pecinta Budaya di depan Mapolres Madiun, Sabtu (28/10/23).

Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo mengaku sudah mengetahui soal unggahan video viral tersebut.

Meskipun tantangan tersebut telah mencuri perhatian publik, AKBP Anton Prasetyo memilih untuk tidak memperkeruh situasi dengan tidak menanggapi tantangan pesilat.

“Biarkan saja. Kami tidak akan menanggapi hal (tantangan) seperti itu,” kata AKBP Anton Selasa (31/10/23).

Dia pun mempersilakan jika warga hendak berunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi.

“Saya berpesan kepada masyarakat, jangan mudah terprovokasi dan memprovokasi,” tutur Anton.

Sosok Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo sempat disorot karena gagasannya tentang sistem manajemen terbuka kepada seluruh anggota.

Hal ini bertujuan untuk membuka sekat komunikasi, baik antar pimpinan dan anggota maupun polisi dengan masyarakat.

Tentunya, ini tak lepas dari banyaknya konflik antar perguruan silat, yang kerap terjadi di Kabupaten Madiun, sehingga melalui manajemen terbuka diharapkan dapat meminimalisir peristiwa tersebut.

Di satu sisi Kapolres Madiun menyebut, berkat kerjasama dan peran semua pihak sampai ke level desa maupun di paguyuban tingkat 1, secara sinergis dapat mencegah terjadinya konflik. Bahkan meredam konflik yang sudah terjadi agar tidak memanas.

AKBP Anton juga menceritakan pada awal mula menjabat sebagai Kapolres Madiun tahun 2021, dirinya sempat diwanti wanti soal rawan konflik perguruan antar pesilat yang mencekam.

“Dulu semua pejabat, baik itu kapolres dandim selalu doktrinnya Berhati Hati Saat Ndredeg Suro. Dari hal hal seperti itu kami melakukan antisipasi terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan,” terangnya.

Mulai dari sosialisasi, edukasi maupun penindakan yang dilakukan secara simultan dan sinergi baik bersama segenap masyarakat dan pemerintah untuk mengurangi potensi konflik.

“Sehingga 6 bulan terakhir Madiun Raya sudah tidak ada lagi konflik antar perguruan. Tetapi di kabupaten lain masih sering terjadi,” ujarnya.

Ini juga tak lepas dari guyub rukun semua seluruh komponen elemen masyarakat, TNI, Polri, semua dapat diredam dan dilaksanakan dengan baik.Meski demikian ada sebuah kegiatan yang masih membekas di benak AKBP Anton.

“Salah satunya dan sampai sekarang membekas adalah tahun ini sepanjang bulan suro 2022 yang tahun tahun sebelumnya mencekam dan terjadi korban. Tahun ini alhamdulilah tidak ada korban, tidak ada konflik perguruan, dan tidak ada hal yang sangat berpotensi mendatangkan potensi konflik yang lain. Ini menjadi kesan buat saya.

Pola pengamanan, tindakan yang kami lakukan bersama TNI dan segenap masyarakat memberikan sosialisasi kepada masyarakat edukasi, dan penindakan terhadap pelanggaran yang berpotensi konflik. Terbukti mampu meredam bahkan sangat mengurangi potensi konflik yang ada di Madiun Raya,” bebernya.

Bagi AKBP Anton, ini adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan, membuat situasi kerja guyub rukun agar semuanya senang melakukan, tidak ada yang terbebani, tidak ada yang terpaksa.

“Saya berharap dapat dilakukan dengan senang tanpa terpaksa dan ikhlas. Ini adalah suatu ibadah terkait dengan pelayanan kepada masyarakat,” Ujar Kapolres. (fjr)

Pos terkait