Kapolres Serang Dampingi Tim Divhumas Polri pada pelaksanaan Focus Group Discussion Kontra Radikal, bertempat di Aula Serbaguna Polres Serang.
Kamis, (17/11/2022) pukul 09.30 wib.
Serang – Banten || Mediahumaspolri.com
Polres Serang bersama Divisi Humas Polri menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka kegiatan kontra radikal dengan tema “Terorisme Musuh Kita Bersama” yang dilaksanakan di Aula Serbaguna Polres Serang pada Kamis, (17/11).
Dalam pembukaan kegiatan ini, Kapolres Serang AKBP Yudha Satria mengucapkan rasa terimakasih atas pelaksaanan kegiatan ini dan kepada peserta yang sudah hadir. “kita sepakat bahwa terorisme adalah musuh kita bersama. Semoga kegiatan FGD ini semakin memberikan kita pemahaman tentang bahayanya faham radikal tandasnya.
Adapun tim dari Divhumas Polri yaitu Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri Kombes Pol Dr. Nurul Azizah, didampingi Kasubbag Berita Ropenmas Divhumas Polri AKBP Gatot Hendro Hartono dan Pamin Subbag Opinev Bagpenum Ropenmas Divhumas Polri Iptu Dwi Restra Widyaningtyas.
Adapun untuk tamu undangan yang hadir yaitu : Ketua Nahdlatul Ulama Kabupaten Serang, Ketua Muhammadiyah Kabupaten Serang, Ketua GP Ansor Kabupaten Serang, Ketua FKUB Kabupaten Serang, Ketua PMII Kabupaten Serang, Ketua Pimred Serang timur.co.id, Ketua Mahasiswa Gamsut (Gabungan Mahasiswa Serang Utara, Ketua Mahasiswa Jawilan-Kopo dan Seluruh Pejabat Utama Polres Serang.
Selanjutnya, sebagai narasumber Muhammad Sofyan Tsauri membahas tentang Terorisme dan Ekstrimisme di Indonesia. “Terorisme di Indonesia menempati urutan 37 di dunia dan urutan ke 4 di Asia Pasifik setelah Filipina, Thailand dan Myanmar dana score global terrorism indeks 2020. Fenomena radikalisme ini tidak ada batasan pendidikan bisa terjadi pada ekonomi kelas bawah hingga atas, radikalisme ini juga dilakukan sejak paud hingga perguruan tinggi dan sudah mulai masuk pada oknum TNI, Polri, ASN, BUMN serta perusahaan swasta, semuanya semakin mudah karena adanya internet,” jelas Sofyan.
Kemudian Sofyan pun mejelaskan tentang ruang radikalisme. “Ruang radikalisme ini bisa terjadi karena propaganda di media sosial, doktrinasi dalam kelompok, doktrinasi dalam keluarga juga doktrinasi terbuka semua dapat menyebar dan terpengaruh dengan cepat tanpa batas,” ucap Sofyan.
Karena proses penyebaran tentang radikalisme ini sangat cepat menyebar, perlu adanya strategi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya radikalisme di Indonesia khusunya di wilayah Banten. “Pencegahan terjadinya radikalisme sangat memerlukan penguatan nasionalisme dan penguatan nilai budaya. Pancasila juga menjadi benteng untuk menangkal ideologi asing karena doktrin Pancasila sangat diperlukan, generasi muda yang berpancasila akan menjadi penjaga eksistensi NKRI. Peran masyarakat juga penting dalam pencegahan, penguatan kemampuan deteksi dini, dan tentunya penguatan ketahanan keluarga juga sangat dibutuhkan,” tuturnya.
Untuk itu Sofyan berpesan kepada seluruh generasi muda untuk menguatkan nilai Nasionalisme dan fokus kepada cita-cita. “Saya berpesan kepada generasi muda untuk kuatkan nilai-nilai nasionalisme, setia kepada pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, jangan mudah terbuai oleh narasi-narasi di media sosial, belajar agama kepada orang yang tepat, keluarga adalah pondasi utama dan fokus pada cita-cita, realistis,” Tutupnya.
Jasmani -MHP