Kapolres Sintang Rayakan Hari Raya Galungan Bersama Umat Hindu Di Pura Giri Penataran Agung

Kapolres Sintang Rayakan Hari Raya Galungan Bersama Umat Hindu Di Pura Giri Penataran Agung

Media Humas Polri|| Kalbar

Bacaan Lainnya

Indonesia sebagai Negara yang memiliki jargon Bhineka Tunggal Ika, dengan 6 ( Enam) agama yang sah yang selama ini warga negara hidup rukun berdampingan saling menghormati satu sama lain tanpa memandang ras suku dan agama yang dianut oleh masing2 individu, mulai dari sejak zaman Kerajaan Singasari dan kerajaan Majapahit hari raya galungan ini sudah diperingati oleh para leluhur dan hingga saat ini umat hindu masih diperingati oleh umat hindu diberbagai penjuru tanah air.

Seperti halnya hari ini, Rabu Kliwon Wuku Dungulan 25/09/2024 diberbagai penjuru tanah air bahkan dibelahan Dunia, Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang yakini sebagai peringatan ” Hari Kemenagan Dharma ” atau bisa diartikan sebagai Hari Kemenangan Kebanaran melawan Ketidakbenaran, Jika di India disebut dengan peringatan ” hari Dusara ” atau bisa disebut juga DURGA NAWA RATRI.

Kapolres Sintang AKBP. I Nyoman Budi Artawan, S. H., S. I. K., M. M. beserta Bhayangkarinya Ny. Nina Nyoman Budi hadir di Pura Giri Penataran Agung tepatnya di Desa Tinum Baru Kecamatan Tempunak Kabupaten Sintang untuk melaksanakan ibadah persembahyangan terkait peringatan perayaan Hari Raya Galungan.

Kehadiran Kapolres Sintang beserta Ibu Ketua Bhayangkari Sintang ini disambut gembira oleh umat hindu yg sdh bersiap untuk melaksanakan sembahyang bersama. Tidak hanya Rombongan Kapolres Sintang beserta jajaran Polsek Tempunak, Upacara persembahyangan peringatan Hari Raya Galungan ini juga dihadiri oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia ( PHDI ) Kabupaten Sintang Muljosastro Wijilestarari, S. Sn. beserta jajaran unsur ketua Parisada.

Kapolres Sintang AKBP. I Nyoman Budi Artawan, S. H., S. I. K., M.M. dalam sambutannya menyampaikan rasa terimakasihnya dan apresiasinya kepada seluruh umat yg hadir.

” Terimakasih atas sambutannya dan saya merasa terharu dan salut dengan saudara-saudara saya umat sedharmabyang sampai saat ini masih tetap kuat dan tegar dalam mempertahankan keyakinan dan budaya warisan leluhur kita diatas sulitnya himpitan situasi yg ada selama ini, terlebih kepada Ibu Ketua Parisada Sintang yang tanpa lelah melakukan pembinaan umat hindu selama ini dengan jarak tempuh yg lumayan jauh dan medan jalan yg lumayan Extrime ketika musim hujan. Semoga dihari Galungan ini kita akan semakin kuat dalam meng imani keyakinan kita, tetap jaga tali persatuan baik dengan sesama umat hindu maupun umat diluar hindu demi terwujudnya kerukunan dan kedamaian bersama”. Tutur Kapolres Sintang.

Kapolres juga menambahkan bahwa selama perjalanannya berdinas masih dipertemukan dengan umat hindu.

” Astungkara saya masih dipertemukan dengan keluarga saya umat sedharma ketika saya berdinas disuatu daerah dimana saya ditugaskan. Suatu Anugerah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa pada saat ini kita masih dapat melaksanakan ibadah bersama di Pura Giri Penataran Agung untuk memperingati Hari Raya Galungan dan dapat berbagi rasa suka cita bersama umat “. Tambah Kapolres.

Dikesempatan yang sama, Ketua PHDI Kabupaten Sintang Muljosastro Wijilestari, S. Sn. dalam sambutannya menyampaikan terkait perayaan Hari Raya Galungan.

” Terimakasih saya ucapkan atas kehadiran semua umat khususnya Bapak Kapolres Sintang AKBP. I Nyoman Budi Artawan, S. H., S. I. K., M.M. beserta Ibu Bhayangkarinya yang sudah berkenan hadir di Pura Giri Penataran untuk melaksanakan ibadah bersama umat kita di Sintang ini, Walaupun diterpa hujan serta kondisi rusak dan jalan berlumpur tapi tidak menyurutkan niat tulus Bapak Kapolres beserta Ibu untuk hadir ditengah-tengah kami. Jujur saya merinding melihat ketulusan hati pak Kapolres dan Ibu yang begitu semangat dalam berbhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa walaupun tempatnya sangat jauh dan terjal jalannya “. Ucap Wiji selaku Ketua PHDI Sintang.

Wiji juga menekankan kepada seluruh umat yang hadir dalam persembahyangan galungan tentang makna dari Dharma itu sendiri.

” Dharma tidak bisa dijadikan ego individual seseorang, kita harus berhati-hati juga dengan Dharma walaupun Dharma adalah kebenaran. Semakin kita merasa paling benar dan congkak maka berhati-hatilah karena itu adalah benih sifat sombong yang akan mengalahkan diri kita dan menjerumuskan kita menuju jurang Adharma, belum tentu yang terlihat benar itu benar, dan belum tentu yang katanya dinilai salah itu jelek, terkadang kebenaran terletak pada sesuatu yg dikira jelek dan salah. Karena Dharma itu sifatnya Misteri. Hanya Tuhan yang berhak menghakimi amal perbuatan seseorang itu benar apa salah, tugas kita sebagai hamba hanya melaksanakan hal yang baik sesuai aturan yang berlaku dan melakukan hal-hal baik terhadap sesama “. Pungkas Ketua PHDI. ( Widodo )

Pos terkait