Media Humas Polri // Lembata
Kepolisian Resor Lembata, Polda Nusa Tenggara Timur kali ini menggelar kegiatan pelatihan perkebunan yang bertempat di Kelompok tani Kian Mekar, Desa Watokobu, Kecamatan Nubatukan,Rabu (15/5/2024) Siang.
Pantauan Media, Kapolres Lembata, Ajun Komisaris Besar Polisi, Vivick Tjangkung di dampingi Kasat Narkoba Polres Lembata, AKP Daeng Jumadi SH, dan juga Ketua Bhayangkari Polres Lembata. Hadir pula Ibu Bhayangkari Polres Lembata, Jajaran Personil Polwan Polres Lembata serta personil yang terlibat.
Mungkin dalam benak pikiran kita akan muncul pertanyaan, “untuk apa Lembaga institusi Polri membuat program pelatihan Perkebunan bagi siswa SMK? Bukankah hal tersebut sedikit melenceng dari urusan utamanya”.
Berikut ini simak Kapolres Lembata, AKBP Josephine Vivick Tjangkung disela sela kegiatan mengatakan bahwa, kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia anak didik yang lebih berkualitas, dan juga berusaha mendukung program peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Melalui program praktek kerja lapangan siswa SMK, Vivick menyebutkan,” para siswa diberikan kesempatan untuk memperkenalkan anak didik SMK cara kerja kelompok tani yang dibina oleh Polres Lembata untuk bagaimana mengembangkan kreativitas anak anak jaman sekarang, sekalipun teknologi itu lebih di digandrungi oleh anak muda mudi yang lebih efektif,” ujarnya.
Lanjut Kapolres Vivick,” Sebagian anak anak jaman sekarang menggunakan teknologi pada kegiatan kegiatan biasa, namun tidak terpikirkan pula sebagian anak didik juga menggunakan teknologi di bidang pertanian,” pungkasnya.
“Untuk itu di Lembata ini, Selaku Kapolres Lembata sangat memahami situasi perkembangan anak anak jaman sekarang, terkadang teknologi itu hanya digunakan sebagai hobi biasa, tapi pada saat hobi itu digunakan tepat sasaran maka bisa menghasilkan hal hal baik yang tak terduga,” ucap Kapolres Lembata berdarah Lembata ini.
Bisa dibayangkan bahwa,” di Lembata ini untuk masalah pertanian semuanya bisa menggunakan hasil karya teknologi secara tepat dan maksimal, otomatis pencapaian bidang pertanian yang maksimal. Hal ini kata Vivick,dirinya ingin memperkenalkan Pengelolan pertanian secara teknologi kepada anak didik SMK sesuai dengan tujuannya,” tuturnya.
Selain itu, “Para siswa akan diajarkan untuk bisa menganalisis usaha pertanian yang mereka jalani, hingga akhirnya mereka akan menjual hasil panennya tersebut,” ujar Vivick selaku Kapolres Lembata.
Kemudian, Vivick mengharapkan dengan kegiatan ini kedepannya anak anak didik mempunyai kemampuan yang lebih baik dari siswa lainnya, dan ketika mereka sudah lulus sekolah, mereka bisa langsung mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja,” tutup Kapolres Lembata.“Salah seorang siswa SMK mengucapkan terima kasih kepada ibu Kapolres Lembata bersama Jajarannya bahwa dengan mengikuti program ini, dirinya bisa mendapat banyak sekali pengalaman tambahan positif. Menurutnya di sini ia tidak hanya belajar hal teknis mengenai pertanian saja, namun juga belajar untuk bisa bekerjasama dengan orang lain untuk kehidupan kedepannya yang lebih baik,” ujarnya.
“Kesempatan yang sama, Ketua kelompok Kian Mekar, Wilhelmus Witak menjelaskan bahwa, Pengelolaan pertanian dengan menggunakan peralatan teknologi ini saya perkenalkan di Lembata pada tahun 1999 dan sudah beberapa LSM yang sudah melakukan kegiatan pelatihan termasuk Plan Internasional Lembata dengan melibatkan para kepala desa se Lembata dan akhirnya dirinya pernah di kontrak oleh Plan Internasional selama tiga tahun. Beber Wilhelmus,” ungkapnya.
Kemudian Wilhelmus mengatakan, Dengan adanya kerja sama bersama Polres Lembata dia merasa terbangkit kembali semangat usaha pertanian karena pada tahun sebelumnya usaha pertanian yang digelutinya mandek akibat mengalami sakit mata, sehingga dengan adanya kerjasama ini sekali lagi Wilhelmus merasa terbangkit kembali usaha di bidang pertanian sebagaimana kita ketahui.
” Untuk Anak anak didik SMK jangan menganggap sebelah mata dengan pertanian sebab sebagai petani ada untung ruginya. Dan hari puji Tuhan dengan konsen pada dunia pertanian dirinya mendapatkan banyak hal termasuk dengan peralatan pertanian yang teknologi sehingga menghasilkan produk pertanian yang memuaskan, sekali lagi kepada anak didik, mengenyam pendidikan tidak seharusnya sebagai pegawai negeri atau swasta, namun ilmu yang didapatkan dikembangkan kedepannya lebih baik,” tuturnya.
Dengan latar belakang pendidikan SMP ini, Wilhelmus mengatakan bahwa, sudah beberapa kali melakukan pendidikan dan pelatihan tentang pertanian dan buktinya dia ( Wilhelmus) pernah menanam sebanyak 30.000 buah kubis memiliki luas lahan 1 Hektare dengan harga jual waktu itu 1.500 / buah.
Diketahui bahwa, untuk dalam kegiatan ini terdapat 25 orang siswa yang berasal dari 5 Sekolah Menengah Kejuruan yang tengah melakukan praktik kerja lapangan di kelompok tani kian mekar yang diketuai oleh Wilhelmus Witak. ( Ahmad )