Media Humas Polri || Kubu Raya
Kebakaran hutan dan lahan di Gang Sayur, Desa Wonodadi II, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dilanda kebakaran pada Minggu (13/8/23). Diperkirakan lima hektar lahan semak belukar bergambut hangus terbakar.
Menurut Kapolres Kubu Raya AKBP Arief Hidayat, S. H, S. I. K melalui Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya Aiptu Ade mengungkapkan, “Penanggulangan pemadaman api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) itu sudah berlangsung selama 3 hari. Selain kurangnya sumber air, kendala lainnya tiupan angin yang cukup kencang ditambah lagi api sudah masuk di dalam lahan gambut sehingga menyimpan bara api.”
“Saat ini petugas Kepolisian dan Stakeholder terkait fokus pada pemadaman dan pendinginan api di dalam gambut. Perkiraan dalamnya gambut lima sampai tujuh meter. Jadi, memang butuh waktu dan tenaga ekstra untuk memadamkan api,” ungkap Ade, Senin (14/8/23).
“Kebakarannya cukup luas. Kalau perkiraan saat ini sekitar 5 hektar, dan kami berupaya kebakaran ini tidak meluas lagi,” sebut Ade.
Ade mengakui, pemadaman cukup sulit dan memakan waktu, mulai dari jarak tempuh yang sulit dimasuki, asap pekat, tidak adanya sumber air, di tambah lagi api sudah masuk ke dalam gambut.
Upaya pemadaman, lanjut Ade, dilakukan oleh Polres Kubu Raya, BKO Dit Sabhara Polda, Brimob, BPBD Kubu Raya, Pemadam Kebakaran Wonodadi dan stakeholder terkait dengan menggunakan sembilan mesin pompa air.
Mengantisipasi kurangnya pasokan air di lokasi petugas membuat wadah air/galon menggunakan air dari kanal untuk memadamkan api selangkah demi selangkah.
“Air dari kanal di pindahkan ke wadah penampungan, dimana wadah ini dapat dipindah pindah sesuai lokasi titik api, jadi itu salah satu cara yang digagas bapak Kapolres Kubu Raya untuk menjangkau titik api atau sumber api dengan jarak 300 meter hingga 500 meter,” sebut Ade.
Untuk mencegah kebakaran terus meluas dan membuka sumber air, satu unit excavator dikerahkan, selain itu bertujuan untuk menyekat api tidak meluas.
Dengan adanya alat berat, petugas bisa fokus melakukan pemadaman api dan pendinginan di dalam gambut. Hal ini untuk mencegah asap kebakaran sampai menyebar ke pemukiman warga. Saat ini udara di Kubu Raya dan Pontianak berwarna merah berkualitas udara sangat tidak sehat data ini diambil dari ISPUNet.
“Seluruh upaya yang dilakukan ini merupakan bagian dari langkah pencegahan, penanganan, dan pengendalian terhadap kebakaran Karhutla,” tegas Ade. (Syafe’ie)