Media Humas Polri // Lampung
Megah proyek dengan nama kegiatan Irigasi dan Rawa III, Pekerjaan Peningkatan daerah irigasi rawa (DIR) Rawajitu SPP Ipil.Sumber dana berasal dari LOAN ADB/AIF 2021–2022. Tahun anggaran 2020.
Megah Proyek yang di mulai dicatat tanggal kontrak 23 Desember 2020 sebesar Rp 97.800.000.000. ( sembilan puluh tujuh milliar delapan ratus juta rupiah) waktu pelaksanaan selama 480 (Hari kalender), yang di kerjakan kontraktor pelaksana oleh PT.Indo Bangun Group.
Megah Proyek DIR yang melewati 2 (dua) kampung (kampung Bumi Ratu dan Wono Agung) di kecamatan Rawa Jitu Selatan kabupaten Tulang Bawang dan 1 (satu) desa (desa Bandar Anom) di kecamatan Rawa jitu Utara kabupaten Mesuji, Lampung.
Proyek yang di gembor-gemborkan akan membantu para petani padi untuk mengatasi kekurangan debit air kenyataannya Proyek tersebut malahan menjadikan petani kesulitan di waktu musim tanam dan musim panen.
Dari awal proyek yang di duga di kerjakan asal jadi dan banyak Mark-up nya sudah di keluhkan oleh para petani.Dari awal sewaktu dimulainya pemancangan kayu gelam di lahan gambut yang seharusnya memakai kayu gelam sepanjang 4 (empat) Meter, kenyataannya ada yang cuma di pancangkan cuma dua meter.
Megah proyek yang menghabiskan uang negara puluhan milliar malahan di duga keras menjadi ajang korupsi secara berjamaah terstruktur, sistematis dan masif.
Keluhan dan laporan dari ormas, LSM dan para penggiat anti korupsi di anggap angin lalu, pihak BALAI BESAR wilayah sungai Mesuji Sekampung SNVT seakan-akan tutup mata.
Megah proyek yang seharusnya selesai selama 480 hari, kenyataan baru bisa selesai diakhir tahun 2023, itu juga untuk kampung Bumi Ratu (Sp1) kecamatan Rawa Jitu Selatan kabupaten Tulang Bawang masih banyak yang belum di kerjakan oleh PT.Indo Bangun seperti di jalur SK 5 dan Tr 4. (Vero yang belum di pasang), malahan vero yang ada di hancurkan oleh karyawan PT.Indo bangun untuk di ambil besinya dan di jual kiloan di tukang rongsokan.Sungguh di luar nalar manusia yang sehat akal dan pikirannya, Proyek yang tidak ada manfaatnya sama sekali buat petani, hingga berita ini di naikan menjadi konsumsi publik, belum pernah sekali pun ada air yang mengalir sepanjang Vero yang sudah terpasang yang menuju ke sawah milik para petani.
Banyaknya pekerjaan yang belum di selesaikan oleh PT.Indo Bangun Group khususnya di kampung Bumi Ratu, menambah nyata para karyawan dan alat-alat milik PT.Indo Bangun sudah di bawah pergi seakan -akan kabur lepas tanggung jawab.
Semua masalah di PT.Indo Bangun yang timbul dan data-data yang terkumpul dan tersimpan akan menjadi acuan untuk koordinasi ke pihak APH.
Harapan besar para petani dan tokoh yang di lewati proyek irigasi gantung agar KPK (komisi Pemberantasan Korupsi) bisa turun ke lokasi.
Seperti yang di sampaikan oleh salah tokoh masyarakat dari kampung Bumiratu, yang mengatakan ” Ada pembodohan yang di tunjukan oleh pimpinan PT.Indo Bangun Group yang ada disini, pekerjaan pemasangan Vero di kampung Bumiratu belum selesai tapi mereka sudah melakukan perawatan/pemeliharaan, di tambah utusan dari Balai besar yang datang untuk melakukan pengetesan kelancaran air di setiap Vero, pada hal mereka tau kerjaan yang di tinggalkan PT.Indo Bangun carut marut,” ujar tokoh masyarakat yang juga mantan kepala kampung Bumi Ratu pak Mujiono.Selasa (23/04/2024).
Harapan besar juga di sampaikan oleh beberapa petani padi di kampung Bumi Ratu, kepada Khoirul Akhyar atau Alung untuk bisa hadir dan bertanggung jawab melihat pekerjaan PT.Indo Bangun yang katanya sudah selesai.
Dan kepada pihak Balai besar jangan asal bicara yang mengatakan PT.Indo Bangun akan melanjutkan pekerjaan nya sampai selesai, ketika dipertanyakan kapan akan di kerjakan, nyata nya tidak bisa menjawab.( Tim MHP )