MEDIA HUMAS POLRI.COM//CIREBON KOTA
Datangnya El Nino sudah dengan sigap diantisipasi oleh Pemerintah Pusat, hal tersebut dibuktikan dengan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Februari 2023, dimana dengan tegas mengatakan bahwa Pejabat TNI – Polri mulai dari pusat hingga daerah harus mewaspadai dan memantau, serta melakukan pencegahan atas bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA). Ancaman El Nino memang harus segera diantisipasi, karena berdasar data dan monitoring sebagian wilayah Pantura, NTB dan NTT mulai bergerak merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Dengan rendahnya curah hujan maka yang harus diwaspadai adalah terjadinya kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan, untuk mengantisipasi hal tersebut BMKG mengadakan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) diharapkan melalui pelaksanaan TMC ini akan ada dampak terhadap pencegahan Karhutla serta terjaga ketersediaan air saat musim kemarau.
Kasrem 063/SGJ Letkol Arh Dhama Noviang Jaya menyampaikan bahwa pada tahun 2023 merupakan tahun netral pasca La Nina (basah) sehingga potensi El Nino kemungkinan akan berlangsung panjang dan potensi bencananya adalah kekeringan, kebakaran hutan dan lahan. Menurut UU 24 Tahun 2007, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi adalah upaya yang memiliki sejumlah tujuan yakni untuk mengenali risiko, penyadaran akan risiko bencana, perencanaan penanggulangan, dan sebagainya. Bisa dikatakan, mitigasi bencana adalah segala upaya mulai dari pencegahan sebelum suatu bencana terjadi sampai dengan penanganan usai suatu bencana terjadi.
Kasrem 063/SGJ Letkol Arh Dhama Noviang Jaya menambahkan Pada sektor kehutanan, fenomena El Niño menjadi tantangan bagi rehabilitasi hutan dan lahan. El Niño berpotensi menghambat keberhasilan rehabilitasi sehingga perlu mitigasi. Beberapa upaya mitigasi antara lain pemilihan jenis tanaman, penggunaan bahan pembenah tanah, menjaga ketersediaan air melalui pemanenan air, pembangunan sarana penyiraman tanaman, serta pelibatan masyarakat dalam rehabilitasi lahan. Gunung Ciremai adalah gunung soliter tertinggi di Jawa Barat dengan puncak tertinggi memiliki ketinggian 3.078 mdpl membentuk kerucut di sisi sebelah Utara. Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) masuk di wilayah Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon.
Lanjut, Kasrem 063/SGJ Letkol Arh Dhama Noviang Jaya kegiatan Sosialisasi Mitigasi Dan Penanganan Dampak Bencana El Nino Di Kawasan Gunung Ciremai semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita dan selanjutnya untuk di aplikasikan di wilayah masing-masing. Sebagai unsur satuan kewilayahan tidak hanya berdiam diri tapi berpikir terus menerus dan berbuat semaksimal mungkin untuk membantu pemda serta bersinergi unsur Polri, BPBD, BMKG, Basarda, Tagana, Pecinta Alam, Unsur Mahasiswa dan sebagainya serta penduduk di wilayahnya. Sesuai dengan implementasi 7 Perintah Harian Kasad yg Kelima : TNI AD harus hadir di tengah kesulitan rakyat dan senantiasa menjadi solusi. (Didi.S)