Media Humas Polri // Lembata
Untuk melestarikan warisan budaya leluhur yang diturunkan secara turun temurun, Polres Lembata yang dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Polisi, Vivick Tjangkung berkolaborasi dengan Kelompok Perempuan Kepala Keluarga atau di sebut PEKAT menggelar pelatihan tenun ikat dan jagung Titi kepada anak didik Level SMA di kabupaten Lembata, Kegiatan ini bertempat di Cafe Pol Bata, Senin ( 13/5/2024).
Pantauan Media, kegiatan ini diikuti perwakilan siswa Sekolah Menengah Atas PGRI Swastika Lewoleba, Sekolah Menengah Atas Negeri I Nubatukan, Sekolah Menengah Atas Frather Donbosco, dan Juga Madrasah Aliah Swasta Lewoleba.
Saat membuka acara kegiatan tersebut, Kapolres Lembata, AKBP Vivick Tjangkung mengatakan bahwa, peserta dapat mengikuti kegiatan pelatihan secara baik demi peningkatan keterampilan sehingga produk tenun ikat dan makanan lokal yang dihasilkan bisa berkualitas dan menembus pasaran mancanegara. Selain itu,” kata Kapolres Vivick bahwa kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk melestarikan budaya leluhur, sehingga diharapkan kepada peserta didik bisa meningkatkan pengetahuan, motivasi, kemampuan pelaku kreatif tenun ikat dan jagung Titi dalam menghasilkan karya-karta kreatif yang berdaya saing dan memiliki nilai jual dalam industri pariwisata,” ucapnya.
“Vivick juga menjelaskan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi sektor penting yang diandalkan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi nasional karena banyak memberikan nilai tambah, menguatkan citra, dan identitas daerah dan bangsa. Sejalan dengan itu, Polres Lembata juga terus menggalakkan program kegiatan dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” tambahnya.
” Tenun ikat tidak hanya menyentuh aspek sumber daya pegiat tenun, akan tetapi makna filosofis yang kuat dan sangat dihormati masyarakat karena merupakan warisan budaya leluhur,” jelas Vivick.
Diketahui bahwa, selain kegiatan pelatihan tenun ikat, siswa juga mengikuti pelatihan meniti jagung, tidak hanya secara teori saja tetapi para peserta didik juga terlibat praktek menenun kain mulai dari proses memisahkan biji kapas , hingga pada tahap menenun, sementara praktek meniti jagung mulai dari proses meluruh jagung hingga pada tahap meniti jagung. ( Ahmad )