MediaHumaspolri.com(27/08/21)
Tambang Apung di Pulau Kianak(kecamatan riau silip) Mulai Menggeliat/operasi
Media Humas Polri.com-BANGKA– Hampir puluhan ponton isap produksi atau PIP nampak beroperasi di perairan Pulau Kianak, Dusun Rambang, Desa Berbura Kecamatan Riausilip.
Puluhan tambang apung itu tidak diketahui siapa koordinator dibelakangnya, padahal warga setempat hingga pemerintah daerah termasuk Bupati Bangka juga tidak mengizinkan daerah tersebut dilakukan kegiatan penambangan.
Hal itu diutarakan oleh Caing, salah satu Ketua nelayan Dusun Rambang Kecamatan Riausilip. Bahkan, secara pribadi dia tidak setuju adanya penambangan itu, karena menurutnya hanya itu satu-satunya harapan masyarakat setempat. Dia juga mengaku, kegiatan itu terkesan membelakangi.
” Bener lah ada tambang disitu, nggak lah, nggak setuju saya, rugi lah kami. Tinggal satu itu lah harapan kami kalau dikerjakan. Harapan orang kampung itu lah satu-satunya. Permisi apa? Orang mereka kerjanya membelakangi kami,” ucapnya, kepada wartawan, Jum’at (28/08) siang.
Sementara, Abdullah selaku Kadus setempat membenarkan adanya kegiatan penambangan itu, namun karena merasa tidak ada perhatian dari pemerintah dia pun sudah merasa bosan dan lepas tangan.
” Kemarin sih benar ada, biasalah pro kontra, kita sebagai Kadus ini nggak mau lagi ngurusin nya. Sejak berapa hari kemarin, Seminggu ke belakang lah mulainya. Sebetulnya, kalau dari saya Nggak setuju, sudah ke Polda, ke Dewan, ke Gubernur, sudah malas, sudah 10 tahun ngurus-ngurus kayak gini,” kata Abdullah.
Dari pihak Pemdes sendiri diwakili oleh Sekdes Samsuri mengatakan, pihaknya juga tidak menyetujui kegiatan penambangan itu, apalagi kata dia, masyarakat sudah kerap kali melapor ke pihak berwenang, bahkan kericuhan hingga pertumpahan darah pun sudah pernah terjadi.
” Kalau kami lebih kali tidak setuju, masyarakat kami disini nih sudah bertahun-tahun mempertahankan pulau ini. Masyarakat yang kerja campuran, ada pendatang juga. Kalau masyarakat sini itu nggak ada yang kerja, cuma masyarakat sini sudah jenuh melapor, baik tertulis atau apa, lah demo, bahkan sampai tumpah darah,” ungkap Samsuri.
Merasa tidak mempunyai kekuatan lagi kata Samsuri, masyarakat setempat hanya bisa pasrah dan berharap tidak ada kegiatan penambangan di wilayah itu.
” Ya akhirnya masyarakat baik nelayan nggak punya kekuatan lagi, karena nggak ada support dari pemerintah lah ibaratnya. Harapan kami dari Desa dari dulu, minta jangan ada aktifitas lah disitu,” kata dia.
Terpisah, Kapolres Bangka AKBP Widi Haryawan saat dikonfirmasi via pesan Whatsappnya, Jum’at malam, menanggapi hal itu. Dia menyebutkan pihaknya akan melakukan razia nanti.
” Nanti kita razia lagi,” tulisnya.
(Redi Sofian)