MENGENAL TARI RATOH JAROE YANG MENJADI SALAH SATU TARIAN KHAS ACEH.
Banda aceh.(NAD)mediahumaspolri.comJika mendengar Kota Aceh, apa yang terlintas di bayangan kita? Makanan khas, tokoh-tokoh pahlawan, aturan islam,atau kesenianya? Banyak hal spesial yang di miliki oleh Kota Aceh, salah satunya adalah kesenian tarinya. Salah satu yang sering kita dengar adalah Tari Saman / Ratoh jaroe .
Siapa yang tidak tahu tentang kesenian tari asal Aceh yang pernah tampil di ajang Opening Caremony Asean Games 2018 yang sangat masyhur di seluruh nusantara.
Berbicara terkait Tari Saman,Namun masih banyak yang salah kaprah dalam menamai Tari Saman dan Tari Ratoh Jaroe. Hal spesifik yang membedakan antara Tari Saman dan Tari Ratoeh Jaroe terletak pada sisi penari, syair dan musik pengiring.
Jika Tari Saman hanya dimainkan oleh penari laki-laki dalam jumlah ganjil, Tari Ratoh Jaroe dimainkan oleh penari perempuan dalam jumlah genap. Perbedaan lainnya, Tari Saman tidak menggunakan alat musik, Tari Ratoh Jaroe diiringi alat musik rapa’i. Dilihat dari tampilan juga ada beberapa perbedaan.
Tari Ratoh Jaroe bisa menampilkan aneka pakaian penari untuk menambah keindahan gerak. Sedangkan tari Saman konsisten pada keindahan gerak yang maskulin, dengan seragam tari yang saman.
Tari Saman mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakkan dan kebersamaan.
Tari Ratoh Jaroe adalah interpretasi dari semangat perempuan Aceh yang dikenal teguh, kuat, dan memiliki tekad berani yang sudah dikenal sejak masa yang lampau.
Tari Saman Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi. Tarian ini berkembang di dataran tinggi Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT.
Saat itu tari Saman dibawa para ulama untuk menyampaikan pesan moral kebersamaan, kekompakan, keperkasaan, dan kecepatan dalam menyiarkan Islam serta membangun peradaban.
Tari Ratoeh Jaroe diciptakan pada tahun 2008 oleh Khairul Anwar, salah satu pengajar tari di sanggar tari Buana di Nanggroe Aceh Darussalam. Awalnya, tari ini dibuat untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat Aceh dari keterpurukan akibat konflik atau musibah yang terjadi sana.
Meski diciptakan tahun 2008, ternyata tari ini baru diberi nama Ratoeh Jaroe pada tahun 2011. Ratoeh atau Ratoh merupakan bahasa Aceh yang dalam Bahasa Arab disebut Rateb atau Ratib yaitu melakukan pujian-pujian kepada Allah SWT melalui doa-doa yang dinyanyikan atau diiramakan.
pewarta:
kaperwil prov aceh