Optimalkan Lahan Kosong, FORPAK Gagas Konsep Urban Farming untuk Banda Aceh
BANDA ACEH – Forum Pemuda Aceh Kreatif (FORPAK) meminta kepada Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman untuk memberdayakan Urban Farming di tengah padatnya penduduk Kota Banda Aceh, Selasa (10/08/2021).
Gagasan ini diinisiasi oleh Ketua Umum FORPAK, Sulthan Alfaraby saat berada di Kantor Sekretariat sebagai masukan bagi Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh untuk lebih menata kota yang ramah lingkungan, innovative city serta meningkatkan kesehatan dan berpotensi mengurangi angka pengangguran karena hal ini juga bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Putera asal Aceh Barat tersebut menerangkan, bahwa jika biasanya kolong jembatan dibiarkan kosong dan tak terkelola, namun di Kelurahan Cipinang, Jakarta Timur, sebuah kolong jembatan Flyover terbukti mampu dimanfaatkan. Hal ini juga bisa membantu ketahanan pangan di tengah masa pandemi Covid-19.
“Kami mendapatkan informasi dari Jakarta, bahwa kolong flyover Cipinang mampu disulap menjadi lahan hijau dan ditanami sayuran hijau yang segar. Ini adalah kreativitas yang sangat worth it untuk diterapkan di Kota Banda Aceh sekaligus mendongkrak kota ini menjadi innovative city,” ungkap Ketua Umum FORPAK, Sulthan Alfaraby.
Dihubungi secara terpisah di Aceh Selatan, Sekretaris Jenderal (Sekjend) FORPAK, Syarbaini juga mempunyai pandangan yang sama dengan Ketua Umum. Dia menyarankan agar Wali Kota Banda Aceh melakukan penataan baru untuk Kota Banda Aceh.
Saat ini, menurutnya, masyarakat lebih membutuhkan ‘isi perut’. Oleh sebab itu, Syarbaini juga sepakat dengan Ketua Umum yang dalam hal ini lebih baik dibangun Urban Farming demi meningkatkan ketahanan pangan sekaligus menjadikan Banda Aceh sebagai Kota Percontohan dan innovative city.
“Pandemi ini belum tahu kapan berakhir. Tentu, masyarakat kecil sangat butuh yang namanya ketahanan pangan sebagai ‘isi perut’ sekaligus membuat Banda Aceh sebagai kota percontohan dan kota inovatif yang dimana hal ini bisa dimulai dengan konsep urban farming. Ini efeknya bisa dinikmati oleh semua lapisan,” Syarbaini mengingatkan.
Syarbaini dalam penutupannya juga menyarankan agar lahan-lahan kosong seperti di sekitar Krueng Aceh juga perlu dioptimalkan dengan konsep urban farming.
Sekedar informasi, seperti dilansir dari Merdeka pada Selasa (29/6), kolong jembatan layang di kawasan RW 08 tersebut terlihat ditanami berbagai jenis sayuran yang bisa digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan.
“Ketika warga gak punya penghasilan, di situ bisa dimanfaatin buat makan sehari-hari,” ujar salah seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Dian, Sabtu (26/6) lalu.
Dian mengatakan, pemanfaatan tersebut merupakan kegiatan urban farming di tengah terbatasnya lahan kosong di perkotaan.pewarta, (Marzuki)