Media Humas Polri//Bojonegoro
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memberikan dukungan penuh terhadap berbagai kegiatan yang bertujuan untuk merawat dan melestarikan sastra Jawa. Salah satu kegiatan tersebut adalah Pasamuwan Ageng yang diselenggarakan oleh Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB) di aula kantor PMI Bojonegoro pada Sabtu (15/2/2025).
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bojonegoro, Budiyanto, yang mewakili Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto, menyatakan bahwa sastra Jawa memperkenalkan masyarakat pada sejarah dan identitas mereka. Hal ini tercermin dalam karya-karya klasik seperti Pararaton dan Nagarakretagama.
“Terima kasih kepada PSJB yang telah menjaga dan melestarikan bahasa Jawa hingga saat ini,” ujar Budiyanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Bojonegoro, Mahmudi. Ia menegaskan bahwa Pemkab, khususnya Bakesbangpol, siap berkolaborasi dengan para sastrawan bahasa Jawa di Bojonegoro. Banyak karya sastra yang dapat dikolaborasikan dengan nilai-nilai kebangsaan dan kepahlawanan.
“Kami siap berkolaborasi dari sisi kelembagaan, terutama untuk sastra-sastra yang mengandung nilai kebangsaan dan kepahlawanan,” jelasnya.
Pasamuwan Ageng ini diadakan dalam rangka pengukuhan pengurus baru PSJB yang dilakukan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Umi Kulsum. Sebelumnya, ketua PSJB dijabat oleh sastrawan JFX Hoery, dan kini sastrawan Nono Warnono melanjutkan kepemimpinan PSJB. Dalam acara tersebut juga diadakan sarasehan mengenai penulisan geguritan, cerita pendek, novel, dan cerita anak.
Menurut Nono Warnono, PSJB telah berdiri sejak tahun 1982 dan telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan sastra Jawa di Indonesia. Beberapa pengurus PSJB telah berkarya dalam dunia sastra selama bertahun-tahun dan menerima berbagai penghargaan, termasuk penghargaan Rancage dan Sutasoma. “Rama JFX Hoery juga telah mendapatkan penghargaan sebagai sastrawan yang berkarya lebih dari 50 tahun,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya pelestarian bahasa dan sastra Jawa hingga ke tingkat sekolah. PSJB telah mengambil langkah-langkah untuk mendorong penggunaan bahasa Jawa dari lingkup kecil hingga besar, serta sering diundang untuk memberikan pelatihan bagi guru-guru bahasa Jawa.
Pasamuwan Ageng dihadiri oleh para guru, seniman, sastrawan, dan masyarakat yang mencintai sastra Jawa. Dalam pertemuan tersebut, muncul beberapa ide, termasuk perlunya sastra Jawa masuk ke platform digital seperti TikTok dan Instagram agar lebih menarik bagi generasi muda saat ini. [Gz]