Pasang Alat PRV dan Geopump PDAM Kudus Targetkan Tingkat Kebocoran Air Sebesar 22 Persen

Pasang Alat PRV dan Geopump, PDAM Kudus Targetkan Tingkat Kebocoran Air Sebesar 22 Persen

Admin-Infrastruktur, Layanan Publik

Bacaan Lainnya

 

Media Humas Polri-KUDUS Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Muria Kabupaten Kudus menargetkan tingkat kebocoran air atau non revenue water (NRW) pada jaringan distribusi maksimal 22 persen di tahun 2023.

 

Target itu lebih rendah dari realisasi rata- rata NRW tahun 2022 sebesar 24 persen. Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, NRW sekarang ini dipatok maksimal 24 persen. Namun, angka itu lebih tinggi dari patokan sebelumnya yakni maksimal 20 persen.

 

Direktur Utama PDAM Kudus, Winarno menyampaikan, penyumbang tingginya NRW terjadi karena pecahnya pipa jaringan akibat faktor alam, terkena galian, besarnya tekanan, flashing atau pengurasan untuk pembersihan pipa dan pengisian jaringan baru, serta ilegal conection.

 

Direktur PDAM Kudus, Yan Laksmana yang medampingi Direktur Utama menambahkan, PDAM sebelumnya telah memfungsikan alat pendeteksi kebocoran atau leak detector yang mampu mendeteksi dua meter di atas pipa bocor.

 

“Kalau kebocoran segera terdekteksi, maka potensi hilangnya air dapat dikurangi,” katanya.

 

Kebocoran juga dapat dicegah dengan pemasangan alat Pressure Reducing Valve (PRV), yang berfungsi menurunkan atau mengendalikan tekanan air agar pipa tak mudah pecah.

 

PDAM kini telah memasang tujuh buah alat PRV di beberapa titik di daerah Kecamatan Dawe yang potensi tekanannya cukup besar. Selain itu ada tiga PRV di kecamatan Undaan.

 

“Ada sekitar 10 PRV di daerah Kecamatan Dawe dan Undaan, tetapi ada beberapa yang mengalami kerusakan dan baru akan di-upgrade,” paparnya.

 

Tak hanya PRV, pihaknya memiliki alat Geopump yaitu pengendali sistem jarak jauh yang dipasang di panel pompa luar sumur produksi. Alat itu berfungsi mendeteksi gangguan lebih awal jika terjadi kebocoran sehingga gangguan dapat segera tertangani.

 

“Berbagai upaya kamilakukan, agar tingkat kebocoran tidak terlalu tinggi,” tegasnya.

 

Pihaknya uga menangani masalah kebocoran dengan rutin mengontrol kemungkinan adanya gangguan pada sumur produksi, serta pompa yang tidak berfungsi maksimal karena adanya kerak menempel di bagian impeler, filter air

dan pipa penghantar.

 

“Kalau suplai air dari sumur produksi maksimal dan NRW rendah, maka potensi pendapatan yang diperoleh PDAM akan menjadi lebih besar,” tandasnya(Fikri -Priyawing)

Pos terkait