Media Humas Polri // Tanah Karo
RD (Reverendus Dominus) Martin Marbun mengharapkan seluruh jemaat Katolik se Paroki Santa Perawan Maria (SPM) diangkat ke surga Kabanjahe, Karo, Sumut, agar tidak bermental ‘rapuh’ dalam konteks keimanan.
Hal ini dipaparkan dalam acara khotbah inti saat prosesi perayaan “Minggu Palma” (mengenang sengsara Tuhan), Minggu, (2/4/2023), di Gereja Paroki SPM,Jl Letnan Rata Perangin angin No. 13 Kabanjahe.
Pastor Martin mengisahkan, bahwa pada saat peristiwa kesengsaraan Yesus, pada pagi hari sebagian besar warga israel (Yahudi) pada zaman itu mengikrarkan “Kemuliaan Baginya” (bagi Yesus), namun, pada sore hari, justru berbalik fakta dengan seruan “Salibkan Dia” (Yesus).
Menurutnya, perkataan dan tindakan adalah cerminan iman. Justru itu, katanya, jadi seorang kristen (pengikut yesus) terkhusus Katolik terutama jemaat paroki SPM jangan bermental ibarat buah tomat yang sudah matang.
Buah tomat yang matang, imbuhnya lagi, kalau dipandang dari luar sangat menarik, namun ketika mendapat tekanan, isi (biji) didalamnya langsung terpcik keluar mengarah ke sasaran yang tidak menentu.
Tapi hendaklah kita bermental persis buat alpukat yang matang, dari sisi luar tidak terlalu indah dipandang terlebih posturnya lembek. Namun, kalo mendapat tekanan, pasti mentok pada bagian dalam (biji besar) yang keras.
“Ilustrasi ini menyarankan kita agar selalu berprinsip teguh dalam mengahadapi iklim kehidupan yang rentan dengan situasi rumit. Kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan sekalipun berhadapan dengan berbagai masalah.
Salah satu prinsip yang diajarkan Yesus adalah hukum utama dan yang kedua, yakni, mengasihi Tuhan Allah dengan sepenuh hati dan mengasihi sesama manusia sebagaimana telah tersirat dalam injil Matius,” tutupnya.
Amatan Wartawan, Minggu, (2/4/2023), acara dimulai pukul 08.00 wib, dengan doa pemberkatan daun palma di Jambur (Balai-Wisma) Dalihan Natolu, Jln Kartini. Usai acara di jambur, pastor dan sejumlah Biarawati (postulan,suster), Misdinar beserta seluruh umat paroki stasi induk jalan berarakan sambil melambaikan daun palma.
Prosesi acara berlangsung hening dan hikmah karena dihiasi dengan persembahan lagu lagu rohani oleh Gabungan Paduan Suara (GPS) Ragina Caeli, Gita Nada dan Elsa Kantare. Acara selesai sekira pukul 11.00 Wib. (Lamhot Situmorang).