Media Humas Polri// Sidoarjo
Sebuah aksi tak terpuji dilakukan oleh seorang guru kepada siswanya. Guru tersebut diduga menjadi pelaku perundungan kepada salah satu siswi perempuan di sekolahnya. Aksi tak terpuji itu dilakukan di sebuah ruangan dengan memanggil siswi tak pantas diucapkan dan terkesan merendahkan harga diri siswi tersebut.
Insiden tersebut terjadi di PPP. Roudlotul Banat, Jalan A. Yani 343, Bebekan Pereng Sepanjang, Taman Sidoarjo, Jawa Timur. Senin (9/12/2024).
Pasalnya, Seorang Guru tersebut diketahui berinisial ALN. Ia merupakan seorang guru bidang kesiswaan dan menjabat sebagai wakil kepala sekolah (Wakasek) ALN mengaku bahwa memang benar dirinya melontarkan kata-kata terhadap siswi itu yang mungkin tidak harusnya ia ucapkan, dan dilakukannya.
“Iya, saya memang mengatakan kamu tidak masuk sekolah kenapa ?? Apa periksa kandungan ” tutur ALN ” kejadian itu dilakukan didepan wali kelasnya sendiri inisial “R” ,yang kami sesalkan justru wali kelas R ini juga ikut membully korban ini.
Berawal dari cerita siswa/siswi kelas XII kepada kami (LSM dan Wartawan-red) pada saat itu datang ke Kantor Redaksi Media Suara Rakyat Indonesia di Jalan Raya Bungkal No 34, Surabaya. Diceritakan oleh Korban dengan didampingi orang tuanya bahwa anak saya tidak mau sekolah karena malu tidak kuat mentalnya menghadapi perundungan yang menimpanya.
“Anak saya itu habis sakit dan tidak masuk satu Minggu dan sudah ijin melalui WhatsApp, setelah masuk sekolah sama gurunya dimintai surat dokter tapi tidak bisa ngasih karena memang tidak ke dokter dan teman anak saya yang lain juga gak pernah dimintai surat dokter,” jelasnya ibu kepada awak media.
Dulu anak saya yang laki-laki masih kelas IX juga di bully karena ketika sekolah baju seragamnya lecek dan mangkak (Kumal) celananya juga ada yang robe,” cerita sang ibu, karena kondisi kami memang tidak mampu mas,” tuturnya sedih.
“Sekarang anak saya laki-laki sudah putus sekolah dikarenakan tidak kuat diolok-olok teman dan guruny,’ awakmu Iki loo gawe klambi kok kemproh (tidak rajin)l,” ucap sang ibu menirukan ucapan wali kelasnya/guru.
Bahwasanya cerita dari siswa/murid kepada kami (LSM Wartawan-red) bahwa oknum guru/wali kelas tersebut benar adanya melakukan bully terhadap anak didiknya.
Dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia, Ki Hadjar Dewantara mempraktikkan sebuah semboyan, “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangungkarso, Tut Wuri Handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan.” semboyan tersebut menjadi slogan pendidikan di Indonesia.
Keluarga korban meminta guru terduga pelaku bully itu agar diberikan sanksi yang layak agar peristiwa serupa tidak terulang kembali, serta yang terpenting psikologi dan mental siswa kembali seperti semula, sebelum peristiwa itu menimpanya,” pintanya. ( Nicky Yuda )