Pelaksanaan Sholat Idul Adha 1443 H Di Depan Kantor Dinas Bupati Sragen Berlangsung Khidmat Dan Tertib
Media Humas Polri || Sragen
Ribuan jamaah memenuhi Jalan Raya Sukowati Sragen, tepatnya depan Kantor Dinas Bupati Sragen untuk melaksanakan Sholat Idul Adha 1443 Hijriyah bersama, Minggu (10/7/2022) pagi. Sholat Idul Adha tahun ini untuk yang pertama kali dilaksanakan Pemda Sragen setelah dua tahun absen akibat Pandemi Covid 19.
Sholat yang terpusat di depan kantor Dinas Bupati Sragen ini dipadati masyarakat, nampak deretan shaf jamaahnya cukup jauh, hingga 500 meter. Bahkan sampai ke Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kliteh, Sragen Tengah, Sragen, Jawa Tengah.
Meski harus mengambil tempat shaf yang cukup jauh, ribuan jamaah pun terlihat antusias dan khusuk dalam menjalankan setiap tahapan sholat Ied yang dimulai sejak pukul 06.15 WIB tersebut.
Jalan protokol Kabupaten Sragen itu disekat menjadi dua bagian, yakni untuk para jamaah laki-laki di sebelah selatan, dan jamaah perempuan di sebelah Utara.
Tampak Wakil Bupati Sragen, Suroto bersama jajaran Forkopimda Sragen beserta keluarga juga turut melaksanakan sholat Ied berjamaah di tempat ini.
Pelaksanaan sholat Ied kali ini dengan imam Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sragen, Mustaqin dan sebagai khatib, Ketua Pengadilan Agama Sragen, Lanjarto.
Dalam tausyiahnya, Ketua Pengadilan Agama Sragen, Lanjarto menyampaikan tiga pesan di balik penyembelihan hewan kurban.
Pertama berupa totalitas kepatuhan kepada Allah SWT. Dia menjelaskan Nabi Ibrahim mendapat ujian berat dengan perintah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Lewat perintah itu Allah mengingatkan bahwa anak adalah titipan Allah dan hanya Allah lah tujuan akhir dari rasa cinta dan ketaatan.
Pesan kedua berupa kemuliaan manusia. Menurutnya, penggantian Nabi Ismail dengan domba besar oleh Allah itu mengandung pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk tubuh manusia seperti yang terjadi pada kelompok masyarakat zaman dulu itu diharamkan. Manusia dengan manusia itu bersaudara.
Pesan ketiga tentang hakikat pengorbanan. Dia menerangkan bahwa sedekah daging kurban merupakan simbol pengorbanan.
“Makna kurban itu sangat luas, meliput pengorbanan dalam wujud harta benda, tenaga, pikiran, waktu, dan sebagainya. Pengorbanan merupakan bentuk dari kesadaran dan ketaqwaan manusia sebagai makhluk sosial,” terangnya.
Di bagian lain dalam tausyiahnya, Lanjarto menyelipkan tentang pentingnya nilai solidaritas dan kepedulian kepada sesama untuk mempercepat pemulihan pasca pandemi.
Kontributor : Jiyanto
Editor : Mhn