Media Humas Polri || Pinrang
Pembangunan pengaman pantai Pallameang-Ammani sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat khususnya masyarakat setempat untuk menghindari abrasi pantai, mengingat pada tahun 2020 pernah terjadi abrasi pantai dilokasi tersebut dan masyarakat kehilangan tambak udang kurang lebih 60 (enam puluh) Ha.
Hal tersebut, disampaikan Andi Agustan Tanri Tjoppo ketua LSM FP2KP ( Forum Pembangunan dan Pengawas Kinerja Pemerintah) saat di temui wartawan, Jum’at (20/10/23).
Mengingat hal tersebut, Pemerintah mengalokasikan anggaran pengaman pantai kurang lebih 3.000 meter (Pemasangan batu gunung / kali) dan pembangunan jembatan di tahun 2021, namun telah rusak atau hancur mengingat struktur pembangunannya tidak dilengkapi dengan pengaman batu gajah.
“Pengalokasian pengaman pantai yang dialokasikan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ditahun anggaran 2023 (pasangan cor beton) dan pemasangan pengaman batu gajah, sangat disayangkan karena hanya 590 meter padahal yang sudah rusak atau hancur sudah banyak, untuk itu kami dari LSM FP2KP berharap kepada Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Pusat berharap sekiranya dapat mengalokasikan kembali di tahun anggaran 2024 lanjutan pembangunan pengaman pantai tersebut, untuk menghindari terulangnya kejadian abrasi pantai pada tahun 2020,” ungkap Andi Uttang sapaan akrabnya.
Salah satu masyarakat yang berdomisili sekitar lokasi pembangunan pengaman pantai Pallameang-Ammani yang di temui, yang enggan di sebutkan namanya menyampaikan, pekerjaan tersebut sangat diharapkan masyarakat untuk menghindari abrasi pantai dan menjadi jalan penghubung antara Kelurahan Pallameang dan Desa Mattirotasi serta pekerjaan kontraktor pelaksana sangat bagus dan kokoh yang dikerjakan secara profesional dan memberdayakan atau melibatkan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja,” pungkasnya. (Uky)