Pemkab Bojonegoro Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW di Pendopo Malowopati

Pemkab Bojonegoro Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW di Pendopo Malowopati

Media Humas Polri|| Bojonegoro

Bacaan Lainnya

Dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1446 Masehi, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar pengajian di Pendopo Malowopati, Selasa (1/10/2024) dan mengangkat tema ‘Membentuk Karakter Aparatur Sipil Negara yang Berintegritas, Bertanggung Jawab, dan Berakhlaq Mulia’. Tema ini disampaikan oleh pembicara KH Toha Abrori pengasuh Pondok Pesantren Khozinatul Abror.

Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Djoko Lukito menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hari besar bagi umat Islam. Sebab kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan awal perubahan umat manusia dari kafir ke iman, dari kesewenang-wenangan dan kedzoliman menuju keadilan.

“Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan beribadah sehingga dapat membentuk perilaku yang baik untuk umat manusia dan makhluk lain, sebagai rahmatan lil alamin,” ungkapnya.

Akhlak yang mulia, lanjut Plh Sekda Bojonegoro, adalah ciri utama umat Islam. Sebagai umat Islam dan sebagai ASN harus meneladani perilaku Rasulullah, baik dalam hal beribadah maupun berinteraksi dengan sesama. Ia mengajak ASN untuk terus menjadi agen perubahan dan mampu menjadi teladan, mampu menjauhi hal yang dilarang. Sebagai ASN harus berakhlak, berkarakter dan berbudi luhur. Juga harus berorientasi, bersikap harmonis, bersikap loyalitas, dan kolaboratif.

“Semoga kita semua dapat mencontoh perilaku Rasulullah, baik dalam beribadah maupun berinteraksi sesama umat,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam ceramahnya, KH Toha Abrori menyampaikan bahwa pemikir besar Islam, Imam Al-Ghozali dalam kitab Bidayatul Hidayah menjelaskan pilihan cara hidup ada dua. Yakni, pertama hidup menyendiri, yang kedua hidup bermasyarakat.

Dosa yang dilakukan manusia, kebanyakan disebabkan karena berkumpul sesama manusia. Kalau ingin mendapatkan jalan surga yang paling gampang, hiduplah menyendiri dan beribadah. Namun, KH Thoha Abrori melanjutkan, siapa yang sabar berkumpul dengan orang lain, maka orang itu mengalahkan orang yang hidup sendiri selama 40 tahun.

“Hidup itu seperti sholat, kalau sholat munfarid (sendirian) pahalanya satu. Tapi kalau sholat berjamaah pahalanya 27 derajat. Jadi lebih baik berjamaah atau hidup bermasyarakat,” ungkapnya.

Maka sebab itu, lanjut Kyai Toha, dimanapun berada harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kalau sedang di kantor selesaikan tugas. Kalau di rumah juga harus bermasyarakat.

Belajar dari kitab Nashaihul Ibad, di bab khumasi, disebutkan bahwa dalam hidup bermasyarakat ada lima golongan orang yang kita diharukan berbuat baik kepadanya.

“Yaitu ulama, pejabat pemerintah, tetangga, kerabat atau sanak keluarga, yang terakhir adalah pasangan,” pungkasnya.[Gz]

Pos terkait