Media Humas Polri // Bojonegoro
Pada musim panen Maret dan April 2024, Kabupaten Bojonegoro diprediksi akan mengalami surplus produksi beras. Surplus produksi beras ini akan menjadi kontribusi penting dalam menjaga ketersediaan beras dan penurunan angka inflasi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth, dalam rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Rabu (13/3/2024) di Ruang Batik Madrim Gedung Pemkab Bojonegoro, menyampaikan bahwa surplus produksi beras pada Maret dan April 2024 ini akan jauh melebihi kebutuhan rata-rata konsumsi beras per-bulan masyarakat Kabupaten Bojonegoro.“ Berdasarkan proyeksi kami, pada bulan Maret dengan luas lahan tanam mencapai 22.740 hektar, produksi gabah diprediksi akan mencapai angka 134.848 ton, dengan produksi beras diperkirakan mencapai 79.066 ton,” jelasnya. Besaran angka tersebut, lanjut Helmy, menempatkan Kabupaten Bojonegoro sebagai Kabupaten/Kota paling potensial ketiga se-Jawa Timur setelah Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Lamongan dalam hal produksi beras.
“Sementara itu pada bulan April, luas lahan yang digarap bertambah menjadi 39.418 hektar. Ini merupakan puncak panen karena luas tanamnya memang paling tinggi dan kondisi musim tanamnya mundur dipengaruhi bencana El nino tahun kemarin,” terangnya.Produksi gabah pada panen April diproyeksikan mencapai 233.748 ton atau setara dengan beras 139.491 ton. Sedangkan kebutuhan rata-rata konsumsi masyarakat Bojonegoro hanya sebesar 10.986 ton per bulan, mencakup kebutuhan rumah tangga dan non rumah tangga.
Meski demikian, Helmy mengingatkan perlunya pengelolaan distribusi yang baik agar surplus produksi tersebut dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Kabupaten Bojonegoro. Selain itu, agar produksi beras tersebut tidak habis terdistribusi keluar daerah.Kabupaten Bojonegoro tahun 2024 ini diharapkan berperan dalam menjaga stabilitas harga beras, menurunkan tingkat inflasi, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat secara keseluruhan. ( Gz )