Petani Terancam Gagal Panen Akibat sawah Kering
Media Humas Polri|| Indramayu
Seperti inilah kondisi persawahan warga di Desa Kendayakan Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu yang mulai mengalami kekeringan. Tampak tanah areal persawahan mulai mengering dan retak-retak, bahkan padi yang sudah berusia sekitar dua bulan pun mulai menguning dan mati akibat cuaca panas. Kini para petani hanya bisa pasrah.
Camat Terisi Moh Much Mulya Setiawan , S.STP. Mengatakan ada 3 Desa di wilayah Terisi yang
mengalami kekeringan yaitu Kendayakan Manggungan dan Plosokerep yang pasti kita berusaha untuk berkoordinasi terkait dengan kekeringan ini. Beberapa stakeholder terkait, ada pengairan, dari PMDES juga, dari dinas juga, baik dinas pertanian maupun dinas PUPR. Ungkap Camat Camat menyampaikan
kita sama-sama berusaha untuk mempertahankan, untuk tetap bisa panen. Karena sebagian sudah mengalami kekeringan, memang ada yang kita lihat di lapangan, sebagian masih bisa panen. Walaupun sekali guyur lagi, ada beberapa yang memang akan sulit untuk kita pertahankan, artinya kita tetap mengalami kekurangan debit air, pasokan air dari beberapa sumber air, dari rentang maupun cipanas. Ungkap Camat Pada Rabu 4 September 2024 Camat
menambahkan harapannya ke depan mudah-mudahan debit air paling tidak dipertahankan sesuai dengan awal-awal kita menerima. Syukur-syukur kita mendapatkan debit air yang meningkat. Karena bagaimanapun juga kami di golongan tiga ini masih banyak membutuhkan air. Tak hanya itu Camat menyampaikan Pesan dari Ibu Bupati,agar kita sama-sama berdoa untuk tetap berjuang agar bisa panen. Artinya tidak ada kendala yang berarti yang kita alami. Walaupun memang kenyataannya kita sudah mengalami beberapa kendala yang cukup sulit.
Alhamdulillah Ibu Bupati mendorong penyelamatan ini dengan memberikan bantuan. Beberapa pompa, Kemarin juga ada tambahan untuk beberapa lokasi di wilayah Kekeringan. Ada di Kendayakan dan di Manggungan itu ada 4 pompa tambahan untuk antisipasi. Pungkas Camat.
Sementara Sutandi, Ketua Kelompok Selimanunggal, mengatakan kekeringan di Desa Kendayakan ini mungkin akan puso tapi kalau mungkin airnya mencukupi, ya mungkin terselamatkan puso itu. Tapi kalau airnya enggak mencukupi, bisa jadi puso, tergantung air si jelasnya Ya, kalau untuk pengeringan,
semua pengeringan di Desa Kendayakan ini cuma kadang-kadang disini kan ada yang dari pipa bor, mantek, ada yang nggak bisa dibikin bor, juga ada. Tapi kebanyakan kalau masalah pengeringan, tapi ada yang diselamatkan, ada yang nggak. Gilir air masalah disananya, kalau masalah gilir air ada
solok-solokannya, tapi airnya yang enggak ada. Petani sendiri berharap Intinya harus air diturunkan, gak ngerti air dari mana-dari mananya, tapi yang jelas saluran ada, yang intinya airnya gak menipis ini, karena di depan juga masih membutuhkan sama, air juga. Ya kalau masalah kerugian maka belum bisa dilihat dari sekarang karena kan belum tahu apa ini benar-benar gagal panennya atau masih bisa berlanjut gitu. Kalau ingin mengetahui puso atau tidaknya
kerugiannya nanti setelah selesai air tidak bisa didatangkan lagi nah mungkin juga ya nanti ketahuan kerugiannya gitu. Sutandi menjelaskan untuk tahun kemarin, Alhamdulillah panen, Alhamdulillah tahun kemarin panen tetapi untuk tahun sekarang merugi.(Nono)