Media Humas Polri//Taput
“Mengandalkan kasih karunia Tuhan dan kepemimpinan kolektif ” dari jurang yang dalam aku berseru kepada mu, ya Tuhan! Tuhan dengarkanlah suaraku! biar lah telinga mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku, Mazmur 130 : 1 – 2.
Pdt Maulinus Siregar santer jadi pembicaraan publik setelah menyatakan diri jadi calon Ephorus HKBP periode 2024 – 2028 dan menikah dengan Inang Imelda Lumbantobing pada 12 Desember 1997 mereka dikaruniai dua orang anak, Dietrich Siregar dan Ludwig Siregar. Pemilik nama lengkap Maulinus Ulises Wellington Siregar bukanlah orang sembarangan, ia merupakan putra dari seorang pendeta dan praeses yang bersahaja pada masanya yaitu Pdt Soleman B Siregar dan ibunya bernama Hulda br Sihombing.
Maulinus lahir di Pematang Siantar pada 27 Juli 1967, Pendeta Maulinus adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara dan anak laki – laki satu – satunya sebagai anak seorang Pendeta, Maulinus Siregar ikut berpindah – pindah tempat tinggal mengikuti penugasan sang ayah.
Maulinus mengenyam pendidikan dasar di dan sekolah menengah pertama diselesaikan di Sidikalang sementara Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMA 72 Jakarta pada tahun 1987. Selanjutnya Maulinus Siregar memulai peziarahanya di Sekolah Tinggi Teologi HHBP Pematang Siantar di Seminari ini tak tanggung – tanggung Maulinus pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa, kehidupan di Seminari inilah yang kemudian membentuk pemahaman relasi yang selalu dihidupinya hingga saat ini. “Parhahamaranggion na mangolu” dia lulus sarjana Teologi dari STT HKBP tahun 1993 di Kampus yang sama pula pada tahun 2023, Maulinus Siregar menyelesaikan studi master teologinya dan menerima tahbisan kependetaan pada Minggu 11 September 1994 di HKBP Pulobrayan Medan.
Bulus mula – ulaon sudah menjadi prinsip pelayananya sejak menjadi Pendeta, konsep ini banyak dipengaruhi dari orang tua ketika aktif melayani sebagai Pendeta, ketulusan dan kesederhanaan telah ikut membentuk prinsip pelayananya setelah menjadi Pendeta. Namun lebih dari itu Bulus Mula ulaon secara teologis dipengaruhi oleh Rasul Paulus dalam 2 Tessalonika 3 yaitu komitmen pelayanan dimanapun dan kapanpun, tidak menjadi beban, dapat dipercaya, tidak jemu – jemu berbuat baik, bulus mula ulaon adalah motif. Mengandalkan kasih karunia Tuhan dan kepemimpinan kolektif, jabatan ephorus adalah jabatan yang sangat berat memimpin gereja besar dengan jumlah Huria mencapai 3.700 dan anggota jemaat yang mungkin mencapai 5 – 6 juta jiwa tentulah bukan pekerjaan ringan. Namun saya yakin dapat melakukan tugas -tugas berat itu karena dua dasar ini yaitu bersandar sepenuhnya pada kuasa Tuhan Yesus Kristus dan topangan Roh Kudus serta Kolektif dan Inklusif.
Jika terpilih menjadi Ephorus HKBP Maulinus akan melakukan sebelas poin sebagai fondasi kepemimpinan diantaranya Menguatkan peran pastoral Ephorus, meneruskan serta mengembangkan pencapaian – pencapaian yang baik dari tim pemimpin periode 2020 – 2024.
Menjadi gereja yang benar – benar menggumuli dan menghidupi Alkitab, Memikirkan dan mencari cara untuk memanggil pulang anggota jemaat HKBP yang selama ini terdaftar di gereja lain atau bahkan tidak aktif di gereja manapun, Pemanfaatan teknologi Informasi.
Pengembangan kampus – kampus teologi HKBP, Kepemimpinan empat tahun kedepan dijalankan berdasarkan renstra HKBP 2024 – 2028, Keadilan gender dan kelompok – kelompok rentan, Mengembangkan gerakan Oikumene, Parhahamaranggion, Tranformasi HKBP. Akhir kata, mengandalkan kasih karunia dari Allah dan Yesus Kristus dan Roh Kudus saya bermohon untuk didoakan serta didukung untuk menjadi Ephorus HKBP periode 2024 – 2028, Tuhan memberkati kita semua horas horas horas. ( Alain Delon )