Program B2SA Dorong KWT Kabupaten Pesawaran Adil dalam Penanganan Stunting dan Ciptakan Kemandirian Pangan

Program B2SA Dorong KWT Kabupaten Pesawaran Adil dalam Penanganan Stunting dan Ciptakan Kemandirian Pangan

Media Humas Polri|| Pesawaran

Bacaan Lainnya

Pemerintah Kabupaten Pesawaran melalui Dinas Ketahanan Pangan melakukan peninjauan program pengelolaan pangan lokal Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) untuk Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sukajaya Lempasing, Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran pada Jum’at, (6/9/2024).

Pada kegiatan ini, Dinas Ketahanan Pangan bersama Penasehat KWT Kabupaten Pesawaran Nanda Indira Dendi, memberikan bantuan berupa bibit sayuran dan alpukat, waring, selang air, pupuk, dan berbagai perlengkapan lain dalam mendukung operasional KWT. Bantuan tersebut diserahkan kepada dua perwakilan KWT di Kecamatan Teluk Pandan yaitu KWT Desa Sidodadi dan KWT Desa Sukajaya Lempasing.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran Hendra Sulistianto mengatakan, program pengelolaan pangan lokal B2SA merupakan bentuk keanekaragaman bahan pangan yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat melalui hasil olahan yang terjaga dari bahan berbahaya yang berpotensi merugikan kesehatan.

Hendra menyebut, 11 kecamatan di Kabupaten Pesawaran saat ini sudah mulai dilakukan penguatan kelembagaan KWT serta sosialisasi pengembangan pangan lokal B2SA.

Disamping memberikan manfaat kesehatan dan kemandirian pangan, program ini juga diharapkan mampu memberikan dampak positif dari sisi ekonomi anggota KWT melalui pemberdayaan diversifikasi pangan.

“Misalkan ada banyak buah pisang, masyarakat tidak melulu dibuat molen, pisang goreng, atau kripik. Tapi bisa juga kita buat tepung, justru dengan adanya divesifikasi ini bisa menambah nilai jual dan berpotensi memberikan dukungan ekonomi untuk masyarakat,” kata Hendra.

Hendra mengatakan program ini tidak hanya fokus pada aspek produksi pangan, tetapi juga pada penguatan kelembagaan KWT. Hal itu menurutnya penting guna mamastikan keaktifan dari masing-masing KWT di setiap desa.

Dirinya bahkan menyebut, keterlibatan anak muda sangat dibutuhkan untuk menghadirkan inovasi yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi di bidang pertanian.

“Tujuan kita sebenarnya agar bisa bersilaturrahmi antar KWT. Jadi pada saat berkumpul, kebun ini bisa dijadikan sebagai ajang untuk bertukar pikiran,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Penasehat KWT Kabupaten Pesawaran Nanda Indira Dendi mengatakan, salah satu upaya meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat harus dilakukan dengan sosialisasi dan edukasi tentang pola konsumsi sejak usia dini melalui kegiatan Rumah Pangan B2SA.

Pelaksanaan kegiatan tersebut menurutnya diintegrasikan dengan upaya penanganan stunting melalui pemenuhan gizi seimbang bagi anak.

“Oleh karenanya, kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman dalam konsumsi sehari-hari,” ujar Nanda.

Pada kesempatan itu, Nanda juga meminta para anggota KWT untuk dapat mengaktualisasikan peran dan fungsinya di bidang pertanian, dengan memanfaatkan semaksimal mungkin lahan pekarangan menjadi lahan produktif dan berdaya guna untuk kepentingan masyarakat dan kesehatan keluarga.

Dengan adanya bantuan bibit dan alat pendukung pertanian ini, Nanda berharap agar anggota KWT dapat memanfaatkan secara maksimal.

“Bantuan ini adalah stimulan dan tentu ini dilakukan secara bertahap. Kami berharap setelah menerima bantuan, KWT dapat berkembang secara mandiri,” katanya.

Tim Penanganan Stunting Kabupaten Pesawaran Rahmadhoni menyebut, B2SA merupakan salah satu program yang patut disambut baik dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pesawaran.

Melalui pemberdayaan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani, pekarangan-pekarangan rumah menurutnya dapat dimanfaatkan untuk menanam beragam kebutuhan pangan guna menunjang pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko stunting. Pemenuhan gizi yang baik dan seimbang menurutnya menjadi salah satu aspek penting dalam upaya pengentasan stunting.

“Program ini berkaitan dengan bentuk konvergensi terhadap semua OPD, saya kira program ini sangat baik dan harapannya tentu OPD bisa meminta dukungan bekerja sama dengan pihak ketiga melalui program CSR,” ujar Rahmadhoni.

Selain membentuk kemandirian pangan melalui pemberdayaan KWT, Rahmadhoni menyebut, Pemkab Pesawaran juga telah bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional RI dan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung dalam peluncuran Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk siswa (Genius) untuk 600 siswa Sekolah Dasar (SD).

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pangan bergizi, serta meningkatkan status gizi guna menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia emas 2045.

“Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan survei SKI, angka prevalensi stunting Kabupaten Pesawaran turun 15,1% dari angka 25,1 % ditahun 2022 menjadi 10 persen di tahun 2023,” ujar Rahmadhoni.(Arifin)

Pos terkait