Media Humas Polri//Mataram
Indonesia selain dikenal sebagai negara agraris, juga terkenal sebagai negara maritim dengan luas wilayah laut yang besar mendorong perlunya kemampuan mengelola sumber daya laut, dengan semakin diperkuat dengan adanya kemajuan teknologi.Penguasaan teknologi menjadi kunci dalam menghadapi perkembangan zaman.Sebuah contoh konkret dari dinamika ini dapat ditemukan di Teluk Gok, Sekotong Barat, di mana perempuan pesisir perlu mendapatkan penyuluhan untuk mengadaptasi strategi penghidupan berkelanjutan dengan mengelola air payau menjadi air siap bersih dan siap untuk di konsumsi, dengan begitu sumber daya yang ada dikelola dengan baik sesuai dengan kemajuan teknologi yang semakin maju, pihak – pihak berkepentingan juga dapat memastikan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan dalam era teknologi modern.
Universitas Mataram melalui Program Studi Sosiologi menggelar Penyuluhan Adaptasi Strategis Penghidupan Berkelanjutan (sustaibable livelihood) Pada Perempuan Pesisir
Teluk Gok, Sekotong Lombok Barat, pada 31 Agustus 2024.
Ketua Tim pelaksana kegiatan Hafizah Awalia, S.Pd.,M.Sosio didampingi Arif Nasrullah, Lc M.Hum dan I Dewa Made Satya Parama, S.Sos., M.A menyampaikan.
“Dalam kegiatan ini akan dilaksanakan selama kurun waktu 7 bulan dan akan melibatkan mitra seperti Tokoh Pemerintah (Pemerintah Desa dan Dinas Lingkungan Hidup), Tokoh masyarakat dan kelompok perempuan di Teluk Gok, Sekotong Barat,” tuturnya.
Lanjut Hafizah, study ini berfokus pada pemberdayaan perempuan pesisir di Teluk Gok melalui adaptasi strategis untuk mata pencaharian berkelanjutan.Penelitian ini mengidentifikasi masalah kritis yang dihadapi oleh para perempuan di wilayah pesisir Teluk Gok.
“Termasuk akses terbatas ke teknologi penyuluhan yang tidak memadai, dan dampak perubahan iklim terhadap mata pencaharian mereka,” terangnya.
Dosen Sosiologi Murni Universitas Mataram asal KSB ini menjelaskan tujuan dilaksanakan program ini untuk memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang pengelolaan air, khususnya mengubah air payau menjadi air minum, sehingga meningkatkan keterampilan dan potensi ekonomi mereka.
” Dengan mendorong keterlibatan masyarakat dan kesetaraan gender, inisiatif ini berupaya meningkatkan kualitas hidup perempuan pesisir dan mempromosikan pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Ia menyampaikan hasil yang diharapkan termasuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan diantara para peserta, peningkatan akses ke air bersih, dan partisipasi perempuan yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya.
” Pendekatan holistik ini bertujuan untuk menciptakan komunitas yang tangguh yang mampu beradaptasi dengan tantangan lingkungan dan ekonomi,” tandasnya.
(R.Tk MHP)