PROYEK JARINGAN PIPA TRANSMISI RUSAKI FASILITAS NEGARA
Pemkab tak peduli warga protes lahan tak dibayar
Mediahumaspolri.com Taput
Ketua Lembaga pemantau pengawasan pembangunan Sumatera Utara (LP3SU) Sahala Saragi soroti proyek pembangunan jaringan pipa transmisi air baku Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara sumber dana APBN Kemen PUPR tahun anggaran 2021.
Saat ini proyek tersebut lagi pengerjaan dan di papan informasi jumlah dana tidak dijelaskan berapa pagu nya sepertinya sengaja dirahasiakan untuk mengelabui masyarakat tuding Sahala, kamis 23/9.
Pantauan wartawan bersama LSM pemasangan proyek diawali dari Desa Silakkitang Kecamatan Sipoholon lokasinya sungai mini lalu pipa jenis HDPE dipasangi pada galian sepanjang bibir jalan beraspal berakibat kerusakan retak dan amblas aspal.
Hasil pengamatan di lapangan oleh team diduga proyek jaringan pipa yang sedang berjalan sarat kejanggalan alami permasalahan dari awal pengerjaanya dikerjakan oleh PT Karya Dulur Saroha.
Melihat progres pekerjaan di beberapa titik galian dan penempatan pasangan pipa yang diduga tidak sesuai dengan dipersyaratkan dalam perjanjian kontrak kerja tegas LSM setelah menyaksikan pekerjaan asal – asalan.
Seperti pekerjaan galian kedalamanya berbeda lalu pemasangan pipa dipasangi pada galian bibir jalan aspal antar Desa dengan merusak fasilitas Negara yang dibangun oleh Pemkab Taput.
Paling mengecewakan yang seharusnya tidak terjadi seluruh galian tanah pemasangan pipa setelah ditutup kembali jadinya amblas akibat tidak adanya pemadatan tanah timbunan pada pipa tersebut apalagi saat hujan jadinya tergerus.
Team investigasi melakukan pemantauan lebih jauh diketahui kontraktor nya marga Simajuntak, saat wawancara terkesan angkuh tidak bermitra “ada apa rupanya Lae, masalah lahan itu tanggung jawab Pemkab Taput dan jalan rusak itu sudah diperbaiki”.
Dilokasi proyek terjadi kekecewaan protes keberatan warga akibat lahan yang belum di ganti rugi begitu juga bekas galian berakibat pipa air minum ke rumah penduduk mengalami kebocoran sehingga jalan lintas antar Desa berlumpur tergenangi air bocor.
Kerusakan fasilitas diakibatkan proyek dikonfirmasi kan ke pihak BWS, Tinambunan “kami akan menegur kontraktor” namun sampai berita ini diturunkan kondisi jalan rusak makin parah disepanjang penggalian pipa sesuai temuan LPPAS – RI.
Lembaga Pemantauan Pembangunan Aset Negara, Amir Hutabarat menduga adanya tersedia dana pembayaran lahan masyarakat lintasan pipa berikut reservoar otomatis harus dibayarkan kepada warga tersebut dana ini pun berada pada Dinas Perkim Taput Budiman Gultom.
Pembangunan beberapa titik reservoar harusnya memakai semen Readymix beton untuk menjamin kekuatan pasangan pada bak penampung air namun yang ditemukan LSM pihak kontraktor tidak memakainya apakah konsultan mengawasi proyek ini?.ALAIN DELON