Puluhan Warga Miskin Penerima Bantuan Bedah Rumah Prov -Su Di Labura Terkatung katung.
Media Humas Polri | Labura
Kamis ( 28/10/2021 )
Berkisar sembilan puluhan warga miskin penerima bantuan Rumah tak layak huni (RTLH) di Labura hingga saat ini Terkatung katung akibat pengadaan materialnya yang di SUPLAY salah satu kelompok tak kunjung diberikan kepada si penerima bantuan .padahal rumah gubuk mereka sudah pada di bongkar.
Sebagai sarat pelaksanaan kegiatan sebagai penerima program kementerian Perumahan RI .
Namun apa hendak dikata kini nasib hak tinggal hunian keluarga mereka mulai Terkatung katung.
Berawal dari rasa senang tak terhingga akibat di data sebagai penerima bantuan kucuran dana pemerintah berkisar +_ 30 juta melalui program Rumah tidak layak huni ( RTLH) .
Namun ternyata setelah dimulainya pekerjaan ternyata diduga mekanisme petunjuk tekhnis (juknis) dari tata cara bantuan ini seperti diselewengkan oleh beberapa oknum yang tak bertanggung jawab yang dilibatkan ikut campur tangan dalam hal pengelolaannya. Diketahui terkesan sengaja mencari kesempatan untuk mencari keuntungan sebesar besarnya dari pengadaan material bangunan yang amburadul dalam pemberian jenis bahan bangunannya baik besi, kerikil maupun batu bahan bangunan tersebut.
akhirnya puluhan warga masyarakat miskin di 8 (delapan) kecamatan sebagai penerima dana bantuan asal provinsi Sumatera Utara ini mulai terombang ambing . disebabkan tempat berteduh mereka yang telah di bongkar kini pembangunannya mangkrak tak kunjung berlanjut pekerjaannya.
Hal ini terjadi akibat ulah beberapa oknum yang diduga sengaja memainkan kucuran anggaran melalui pengadaan material bahan bangunan warga penerima dana RTLH.
Hasil investigasi langsung tim media humas polri dilapangan Rabu ( 27/10 ) dan mendengar keterangan salah satu penerima bedah rumah ibu wagirah dan anak menantunya Maya berkeluh kesah akan mangkraknya pekerjaan bedah rumah milik mereka, knapa meski dibongkar dulu kalau keadaan nya seperti ini , jelas sekarang ini kami sekeluarga merasakan akibatnya , dikala cuaca pas hujan kebasahan dan kalau malam tidur pun kedinginan. jelas nya lagi sudah selama 3 ( minggu ) ini kami harus tidur ditempat seperti ini lah pak, mana saya sedang hamil dan harus tidur ditempat terbuka kalau malam kedinginan dan apabila waktu hujan kami sekeluarga kebasahan. Jelas Ibu Maya kesal.
Ditempat terpisah Dusun yang sama Rabu (27/10) yang juga sama penderitaan yang dialami ibu Nuraini br tanjung istri bapak Rahmat2 sitorus dan juga sama nasib yang dialaminya, beliau menerangkan kepada media humas polri kalau mereka juga sudah 10 (sepuluh) hari tinggal nya di gubuk belakang itu , kalau pas suami saya sakit seperti kemarin pak, kami numpang numpang lah tidur nya kerumah tetangga. Kembali Bu nuraini menerangkan kalau bahan bahan materialnya cepat datang pak , secepatnya lah siap kata tukang itu, ditanyakan ada berapa pekerja nya bu. Tukang nya satu pak dan satu anggotanya (kenek). itu pun kenek bangunannya anak saya, itu pun tenaga sukarela lah pak tak ada gaji nya. Jelas Bu nuraini begitu kesalnya. ( Dn munthe )