Rembug Stunting Dan Kukuhkan TPPS, Bupati Sragen Ajak Semua Pihak Tekan Angka Stunting
Media Humas Polri || Sragen
Menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang percepatan penurunan stunting, pemerintah Kabupaten Sragen terus melakukan langkah-langkah strategis guna mengupayakan penurunan angka stunting di wilayahnya.
Salah satunya dengan menggelar acara Rembug Stunting dan Pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sragen tahun 2022 di Aula Sukowati Setda Sragen, Jawa Tengah, Selasa (28/06/2022).
Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting oleh Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Sekda, Tatag Prabawanto, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Bupati Yuni dalam arahannya mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik kegiatan “Rembug Stunting Kabupaten Sragen Tahun 2022” dan menyampaikan terima kasih kepada stakeholder terkait yang telah melaksanakan berbagai upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sragen.
“Kami targetkan kasus Stunting turun dibawah 14% pada 2024 di skala Jateng. Tahun ini angka stunting ditargetkan turun jadi 15,3%. Indikator dan penetapan target ini selaras dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk memenuhi tujuan pembangunan berkesinambungan (Sustainable Development Goals),” ungkapnya.
Bupati Yuni juga mentargetkan stunting Sragen turun dibawah 14% pada 2024 karena penanganannya sudah terintergrasi mulai 2022. Pertimbangan lain Bupati adalah penurunan angka stunting di Sragen yang signifikan, dari sebesar 32,4% di 2019 menjadi 18,8% di 2021.
Meski demikian, angka stunting Sragen masih dibawah Jateng yang berada di angka 20,9% dan nasional 24,4%.
“Saya minta Kepala Desa dan Camat di locus nosunting 52 desa harus berkomitmen bersama untuk menuntaskan stunting di wilayah masing-masing. Seperti di Kedawung ada empat desa, yakni Wonorejo, Wonokerso, Mojokerto dan Jenggrik. Semua itu kalau dikerjakan dengan gotong royong maka tidak sulit. Seperti halnya pengentasan kemiskinan juga dilakukan gotong royong,” ujarnya.
Sedangkan jika dilihat dari survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2019 angka stunting kabupaten Sragen sebesar 32,4% dan tahun 2021 menduduki rangking 8 besar dalam penurunan stunting menjadi 18,8%.
Dimana angka stunting Nasional 24,4% dan Jawa Tengah masih 20,9%. Harapan dari Presiden RI Joko Widodo angka stunting turun menjadi 14% ditahun 2024.
“Pada kesempatan ini kami sampaikan bahwa ditahun 2022 di Kabupaten Sragen ada 42 desa lokus tahun 2023 sehingga sudah ada 52 desa lokus stunting,” paparnya.
Pihaknya mentargetkan Sragen harus bisa menurunkan angka stunting sesuai target nasional. Ada tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian yang salah satunya yaitu tingginya angka perkawinan anak. Oleh karena itu, seluruh OPD dilibatkan untuk melakukan edukasi pada kelompok sasaran khususnya desa-desa lokus (Lokasi Fokus) stunting.
“Kampanye perubahan perilaku oleh TPPS diharapkan akan mempercepat penurunan stunting di kabupaten Sragen menjadi kabupaten bebas stunting,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sragen, dr. Hargiyanto menjelaskan bahwa Rembug Stunting dimaksudkan untuk menyepakati titik letak lokasi prioritas percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2023.
Selain itu untuk menyepakati kebutuhan pendanaan, memastikan komitmen OPD terkait yang akan dituangkan dalam Renja tahun 2023 serta memastikan peningkatan anggaran APBDes tahun 2023 bagi Desa yang akan ditetapkan sebagai prioritas penurunan angka stunting.
“Harapannya nanti komitmen yang sudah disepakati bersama di setiap tingkatan akan membuahkan rencana kegiatan intervensi spesifik lebih ke kesehatan, gizinya, di 1.000 pertama kelahiran dari hamil 9 bulan (270 hari). Mungkin kita intervensi supaya anak bisa dilahirkan sehat. Jadi kita jaga misal ada remaja putri yang sudah hamil, kita awasi gizinya,” pungkasnya.
Kontributor : Jiyanto
Editor : Mhn