Resah Dengan Nasip Petani Di Desanya Tokoh Muda Ini Merubah Kebiasaan Bertani Dan Berkebun

Resah Dengan Nasip Petani Di Desanya Tokoh Muda Ini Merubah Kebiasaan Bertani Dan Berkebun

Media Humas Polri|| Wonogiri

Bacaan Lainnya

Akhirnya terwujud dan berbuah manis atas kerja kerasnya selama ini

Dengan kegigihan nya tokoh muda dari Wonogiri Ir Dwi Sartono merubah lahan yang gersang dan tandus menjadi perkebunan produktif

Memang selama ini petani Wonogiri khusus nya desa Kepatihan kecamatan selogiri hanya mengandalkan curah hujan untuk bertani dikarenakan bendungan waduk gajah Mungkur yang menjadi ikon dan sumber air di Wonogiri tidak bisa mengaliri lahan persawahan di sebagian kecamatan selogiri

Untuk itu mas Dwi mencoba merubah imejnya masyarakat yang meragukan lahan kering dan tandus bisa menghasilkan

Dengan segenap keyakinan dan ilmu yg di dapat di salah satu perguruan tinggi negri terwujudlah lahan pertanian organik yang bisa menambah inkam wawasan para petani khususnya di sekitar Wonogiri

Agro wisata Kebun Barro tani manunggal ini memiliki area dengan luas lahan sekitar 6000 meter persegi. Dan cocok buat pengunjung yang hobi makan buah melon,juga semangka. Sebab area ini hampir sebagian besar ditanami buah tersebut baik jenis lokal maupun impor.

“Ada buah lokal dan non lokal jenis melon non biji dan jenis inthanon (golden emerald)” kata Owner Agro Wisata Kebun Barro tani manunggal, Dwi Sartono.

Dikembangkan juga tanaman semangka gantung yang di jamin manis dan seger rasanya

Lokasi Agro Wisata Kebun Barro tani manunggal tempatnya sejuk meski disekitarnya panas dan tandus itulah bukti tekat yang kuat dari tokoh pemuda tangguh yang bisa me rubah lahan gersang dan tandus sebagai komoditi unggulan di kabupaten Wonogiri

Pengunjung di gratiskan dan dibebaskan memanen sendiri buah yang akan dibeli .dan juga pengunjung yang masuk akan disuguhkan Sempel buah yang ada di kebun oleh pengelola.

“Pengunjung bisa mengitari area kebun dan juga STAN untuk foto foto yang sudah disediakan,” ujarnya.

Selain itu, pengunjung bisa merasakan memanen sayuran di tempat ini. Hanya merogoh kocek Rp10 ribu sampai Rp15 ribu, bisa langsung menikmati segarnya buah pepaya yang rasanya manis.

“Kalau untuk sekedar sua foto boleh kok memanfaatkan gazebo² dan pemandangan pegunungan yang eksentrik

Dwi Sartono yang akrab disapa mas Dwi ini mengatakan, di Kebun barro tani manunggal terdapat berbagai pohon yang di tanam memanfaatkan lahan yg gak begitu luas tapi produktif

“Yang siap buah lebih kurang 500 batang melon, 500 batang semangka dan 200 pohon pepaya,kalo tomat dan cabai gak pernah kosong yang berbuah apalagi sayur mayur seperti kangkung labu juga kecipir Panen hampir tiap hari ” timpalnya.

Mas Dwi juga mengungkapkan, rata-rata pengunjung yang datang ke tempat wisata miliknya tersebut di hari weekend mencapai 300 pengunjung. Sedangkan di hari biasa antara 100 sampai 120 pengunjung.

“Weekend Sabtu dan Minggu tidak tentu. Kalau paket pas panen itu pernah 300 an pengunjung kita sehari dari siswa sekolah saja,” pungkasnya.

Selain itu, Agro Wisata Barro tani manunggal juga menyajikan saung-saung yang menyatu dengan alam. Disini terdapat fasilitas edukasi pelatihan pertanian dan peternakan . (Zaenal MHP)

Pos terkait