Sumba NTT//Media Humas Polri.com
Rendahnya literasi baca tulis Masi terjadi di dataran Sumba, khususnya untuk anak-anak usia sekolah. Pada tahun 2022, Save the Children Indonesia melakukan Asesmen Percepatan Literasi Baca Tulis kepada anak-anak kelas 3 di 35 Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Tengah.
Hasilnya, sebanyak 30% anak belum bisa membaca. Adapun 70% anak lainnya sudah dapat membaca, tetapi dari jumlah tersebut, hanya 35% yang dapat membaca sekaligus memahami bacaan. Selain itu, rata-rata guru di sekolah belum secara konsisten mengalokasikan waktu ekstra untuk membimbing anak-anak yang masih kesulitan membaca.
Untuk mendukung percepatan peningkatan literasi anak di Sumba, Save the Children melalui mitra Implementasi Perkumpulan Stimulan Institute dan Yayasan Wahana Komunikasi Wanita (YWKW) menginisiasi kegiatan “Reading Fun”. Reading Fun merupakan kegiatan membaca yang menyenangkan bersama anak setelah jam pelajaran di sekolah seperti bermain games dan bernyanyi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan baca anak.
Kegiatan Reading fun juga berkolaborasi dengan guru, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan orang tua, kolaborasi bersama orang tua menjadi salah satu komponen kunci dari kegiatan “reading fun”, dimana orang tua diminta untuk turut serta mendukung kegiatan reading fun di rumah.
Dalam kegiatan ini, proses monitoring akan dilakukan oleh pengawas sekolah untuk memastikan progress kemampuan baca anak-anak yang terlibat, berjalan sesuai dengan target dan indikator yang telah disepakati.
Lembaga sponsor ship Save the Children mendorong guru-guru kelas 2 dan 3 di 72 sekolah dampingan di Kabupaten Sumba Barat (47 Sekolah) dan Sumba Tengah (25 Sekolah) untuk dapat mendampingi dan menanamkan pemahaman bahwa “membaca itu menyenangkan” kepada para siswa.
Upaya ini dilakukan melalui kegiatan training kepada para guru selama 4 hari, mulai dari Senin 3 April sampai Kamis, 6 April 2023.
“Dengan adanya kegiatan Reading Fun, kami berharap dapat mendorong percepatan peningkatan literasi anak di tingkat sekolah dasar. Anak-anak yang mengalami kesulitan membaca mendapatkan pendampingan intensif di luar jam sekolah.
Harapannya, dengan pendampingan ekstra ini, siswa mampu mengejar ketertinggalan dan bisa mempercepat peningkatan kemampuan membaca,” ucap David Wala selaku Sumba Field Manager Save the Children Indonesia.
Dalam kegiatan pelatihan ini, guru akan diajarkan untuk menentukan pemetaan awal bagi anak-anak yang masih mengalami kesulitan membaca dan mengarahkan anak-anak dalam menyerap informasi, meningkatkan pengetahuan kosa kata, maupun dalam memahami susunan kata yang dapat membantu mereka memahami bacaan.
Selain materi reading fun, dalam pelatihan ini juga terdapat materi tentang Penulisan Praktik baik sebagai bentuk kontribusi Save the Children untuk mendukung kegiatan sharing praktek aksi nyata dari implementasi Platform Medeka Mengajar (PMM) dari kementrian pendidikan.
Setelah kegiatan ini diharapkan guru dapat menuliskan praktik baik salah satunya tentang kegiatan reading fun yang dilakukan di sekolah dan dimasukan ke PMM.
Guru-guru yang terlibat dalam pelatihan ini terlihat sangat antusias beberapa diantara mereka menyampaikan rasa terima kasih kepada Save the Children karena telah melakukan kegiatan pelatihan ini.
“Konsep reading fun sangat bagus. Kita jadi tahu kategori anak tang dikatakan sudah bisa membaca seperti apa dan upaya-upaya apa yang bisa kita lakukan untuk mendorong kemampuan literasi anak. Terima kasih Save the Children karena workshop Reading Fun sangat berkesan dan menginspirasi,” ucap ibu Pontri, guru kelas 3, SDN 1 Sobarade.
Kepala Sekolah SDI Waihibur Sumba Tengah juga menyampaikan bahwa kegiatan ini kembali mengingatkan mereka tentang pembelajaran literasi bagi anak-anak harus menyenangkan.
Selain itu, Save the Children Indonesia juga melakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan literasi baca tulis bagi anak-anak di Sumba Barat dan Sumba Tengah.
Beberapa di antaranya seperti kegiatan Teman Baca (Reading Buddy), Pos Baca, Pelatihan Guru, Peningkatan Kualitas Perpustakaan melalui Renovasi, Festival membaca dan Distribusi Buku cerita anak, serta Duta Baca Sekolah. (Gevan)