Seorang Bayi Tak Berdosa
Diduga Jadi Korban Lambannya Penanganan Persalinan
Tanpa Ambulans,Ibu Hamil dalam keadaan Darurat Dirujuk Ke RSUD
Muaradua || Media humas polri.Com
Malang menimpa seorang ibu muda istri bapak YN yang berasal dari Kecamatan Kisam Ilir, Bukannya bahagia yang mereka rasakan atas kelahiran anak pertamanya, melainkan duka yang amat mendalam dirasakan pasangan YN (25) dan RMS (24) pasalnya anak yang dilahirkan RMS meninggal dunia.
01 September 2023.
Diduga Lambannya penanganan persalinan yang terjadi pada RMS hingga mengakibatkan kematian.
menurut keterangan YN suami dari pasien saat diwawancarai awak media di RSUD muaradua Kecamatan Buay Rawan Kabupaten Oku Selatan mengatakan,” Sekira jam 21.00 WIB istri saya yang bernama RMS merasakan pinggangnya sakit,pegal pegal, dan saat itu juga RMS mengeluarkan cairan bening.
Lanjut YN, Saat itu juga RMS menghubungi HSNH melalui telepon seluler dan mengatakan apa yang dialaminya kepada Ibu Bidan yang berada di desa pengandonan. Ibu HSNH mengatakan itu tanda bahwa RMS mau melahirkan,”Jelasnya
Lebih jauh YN mengatakan sekira pukul 01.00 tepatnya malam rabu 30 Agustus 2023 kakak RMS mendatangi rumah Ibu Bidan yang bernama HSNH
dan kakak RMS mengatakan bahwa adiknya akan melahirkan, Tolong bu kalau bisa ibu kerumah dulu.
HSNH malam itu menyanggupi dan iya pun ke rumah RMS di desa tanjung jati yaitu rumah orang tua RMS, Kecamatan Kisam Ilir, Kabupaten Oku Selatan .
Dari malam itu ibu HSNH melakukan pemeriksaan kepada RMS, Mengecek tensi darah dan sebagainya, Selesai memeriksa HSNH mengatakan kepada YN dan beberapa keluarga yang ada saat itu, RMS ini belum waktunya melahirkan karena baru bukaan 6, jelas HSNH.
Singkatnya, Pagi sekira jam 08.00 WIB tepatnya 30 Agustus 2023 HSNH kembali datang RMS untuk menangani pasiennya yang akan melahirkan, HSNH memasang inpus untuk membantu menambah cairan, Dan HSNH pun memanggil rekan seprofesinya untuk membantu.
Hingga jam 11.00 WIB RMS belum juga melahirkan,hingga air ketuban kering tetap pasien belum melahirkan.akhirnya ibu HSNH pun mengatakan kalau RMS tidak bisa melahirkan dengan cara normal, RMS harus di operasi sesar.
Keluarga pun setuju kalau RMS di oprasi, Suami pasien YN dan orang tua nya merasa kecewa karena ibu HSNH kenapa tidak dari tadi pagi kalau dia tidak sanggup menangani RMS yang akan melahirkan.
Akhirnya Pasien dirujuk ke RSUD muaradua tanpa menggunakan Ambulans, Menggunakan mobil peribadi milik HSNH dan di tengah perjalanan bertemu keluarga pasien hingga, Pasien Pindah ke mobil pick up dan lanjut perjalanan ke RSUD berjarak lebih kurang 70 kilometer
“Iya mobil Ambulans tidak ada akhirnya kita menggunakan mobil pick up terbuka pak,”ungkap YN
Diketahui setelah selesai di operasi sesar ternyata hasilnya sangat menyedihkan,Karna bayi yang lahir dengan cara oprasi sesar dinyatakan dokter RSUD muaradua, bayi telah meninggal dunia. keluarga YN dan RMS merasa sedih.
Saat dikonfirmasi melalui telepon seluler oknum Bidan yang berinisial HSNH membenarkan kalau RMS adalah pasien nya, sebelum di rujuk ke RSUD muaradua RMS sebelumnya akan melakukan lahiran di rumah orang tua RMS tepatnya di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Kisam Ilir Kabupaten Oku Selatan.
Namun oleh karena proses melahirkan yang dialami RMS sulit karena bayi nya dalam posisi sungsang sehingga mengalami banyak cairan yang dikeluarkan RMS sehingga tidak dapat melahirkan secara normal, dan akhirnya Bidan HSNH dan temannya tidak sanggup menangani pasien hingga menyarankan untuk di rujuk ke RSUD untuk dilakukan operasi sesar.
HSNH berdalih saat pasien dirujuk ke RSUD posisi bayi masih dalam keadaan hidup ( detak jantungnya masih ada),dan kami telah melakukan sesuai prosedur “, jelasnya HSNH
Menurut ia terkait mobil Ambulans lagi di pakai pihak puskesmas ke kota muaradua ada keperluan dinas
Berdasarkan keterangan pihak RSUD muaradua melalui sambungan seluler
awak media mengkonfirmasi kepada dr Febri yang menangani operasi sesar terhadap RMS dirinya mengatakan, Ketika itu dirinya mendapat laporan dari dr yang sedang jaga (piket) ada pasien ibu hamil dalam keadaan darurat.
“Berdasarkan pengecekan pasien (ibu) darah tinggi dan bayi sudah meninggal di dalam (kandungan) sebeum oprasi,” tegasnya dr Febri.
(Ali Umar)