Media Humas Polri || Bojonegoro
Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) berdasar pada Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Peringatan Hari Santri Nasional menjadi salah satu momen penting bagi para santri dan Nahdlatul Ulama (NU) di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro memang memiliki penduduk yang mayoritas merupakan Nahdliyin.
Senin, (23/10/23).
Drs.H. Wakhid Priyono, MH selalu Panitia Peringatan Hari Santri Nasional di PCNU menyampaikan bahwa terdapat berbagai rangkaian kegiatan pada peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2023 di Kabupaten Bojonegoro, mulai dari upacara, lantunan shalawat Nariyah serempak, pawai obor hingga pengembangan santripreneur. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) melalui Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) menjadi salah satu ujung tombak dalam pengembangan program ini. Dalam kegiatan ini, LPNU bersinergi dengan Creative Economy Center (CEC), Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) dan Ponpes An-Nur. Bentuk kegiatan tersebut berupa fasilitasi merek bagi produk wirausaha Santri dan pelatihan pembuatan dawet inspiratif.
Kegiatan berlangsung di Ponpes An-Nur dengan diikuti sekitar 88 peserta. Achmad Syoleh Fatoni, S.STP. selaku perwakilan dari Dinperinaker menyampaikan bahwa adanya sertifikat merek dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia ini akan melindungi produk para santri agar tidak di plagiasi oleh orang tidak bertanggung jawab. Dalam fasilitasi merek oleh Dinperinaker Kabupaten Bojonegoro, disediakan dua sesi selama dua hari untuk pendaftaran merek dengan sistem subsidi dari dinas.
Disebut dawet inspiratif karena resep dawet ini bisa dikombinasikan dengan bahan sayuran sehingga bisa menjadi alternatif menu untuk mengurangi tingkat stunting. Untuk langkah pembuatan dawet inspiratif ini berbeda dari pembuatan dawet pada umum nya, sehingga hasil nya lebih kenyal dan bentuk nya bagus.
Para santri pun antusias mengikuti kegiatan ini karena memang banyak dari mereka yang pengen menekuni bisnis kuliner lebih lanjut. Selain itu, dawet terpilih oleh Creative Economy Center (CEC) untuk di tampil kan karena filosofi dawet, yakni ‘dadio wong sing eling tumindak’e’, ujar Adib Nurdiyanto,M.Pd selaku pembina CEC. Ditambah dengan kondisi cuaca terik saat ini yang membuat minuman dawet banyak digemari masyarakat. Sehingga ini bisa menjadi peluang usaha yang potensial.(Bang Jali)