Tangis Pilu Istri dan Anak dari Satpam PT Pinago Utama Tbk Yang Meninggal Dunia Saat Menuntut Hak nya

Tangis Pilu Istri dan Anak dari Satpam PT Pinago Utama Tbk Yang Meninggal Dunia Saat Menuntut Hak nya

Media Humas Polri || Muba

Bacaan Lainnya

Duka mendalam menimpa keluarga besar Eks Satpam yang diduga dipecat secara sepihak oleh management PT. Pinago Utama tbk, Unit Perkebunan Karet. Pasalnya saat orasi (unjuk rasa) untuk menuntuk hak nya di depan kantor Bupati Musi Banyuasin satu orang dari anggota satpam tersebut meninggal dunia.

Sanuk Purwanto (42) telah berpulang ke Rahmatullah ditengah orasi yang sedang berlangsung, Almarhum meninggalkan satu orang istri dan 3 orang anak.

Dari pantauan wartawan media ini, di ruang UGD RSUD sekayu Musi Banyuasin pada Selasa (23 Juli 2024 isak tangis pilu seorang istri dan anak bungsunya pecah saat melihat jenazah seorang ayah yang meninggal dalam perjuangan menuntut hak nya untuk didengar oleh pemerintah.

“Puas Kau PT Pinago,” ujar Yeyen (40) istri dari sanuk Purwanto, Sementara anak bungsunya terus menangis terbawa suasana duka.

Pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gebrakk Sriwijaya saat dikonfirmasikan awak media membenarkan akan kejadian ini. Sekretaris lembaga sekaligus koordinator lapangan, Endri Rudiadi, SH mengatakan, “Memang benar pada hari ini (23/07/2024), ada salah satu anggota satpam eks PT. Pinago Utama tbk yang kami dampingi untuk berunjukrasa di depan kantor PEMKAB Muba,” Katanya.

Menurut Endri Rudiadi, Kronologis nya almarhum memegang spanduk bertuliskan tuntutan, tiba-tiba merasa pusing dan jatuh pingsan, usaha yang dilakukan tim langsung membawa yang bersangkutan ke RSUD sekayu.

“Namun almarhum tidak bisa diselamatkan dan langsung meninggal dunia diduga mengalami serangan jantung,” jelasnya.

Terpisah, Koordinator Satpam dari rombongan massa, Hajah Wijaya (47) saat dibincangi wartawan, Dia mengatakan, Almarhum memang sering lelah akhir-akhir ini dan sering sesak nafas jika terlalu capek.

“Selaku anggota sudah disiapkan energi kelompok massa dengan sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat demo, Namun tuhan berkehendak lain, sahabat kami meninggal saat berunjukrasa, hal ini meninggalkan duka yang mendalam bagi kami, semoga almarhum diterima disisi Allah Swt dan yakin lah semua bersejarah,” ucapnya.

“Melalui media ini kami juga sampaikan kepada semua perusahaan di seluruh Indonesia untuk lebih peka dengan kesejahteraan karyawan nya terutama anggota Security yang selalu siaga mempertahankan keutuhan dan keamanan aset perusahaan, juga pemerintah dalam hal ini DISNAKER TRANS agar memang benar-benar ada untuk pekerja di seluruh Indonesia khususnya kabupaten Musi Banyuasin,” pungkasnya.

Hal senada juga diungkapkan aktivis yang sempat mendampingi aksi tersebut, Anton Sunaryo ketua dari Pecah Beling Mendesak Pj Bupati Musi Banyuasin untuk segera menuntaskan hal ini.

“Saya mewakili kawan-kawan menyatakan sikap tegas, Kami harapkan Kepada Bapak Pj Bupati untuk segera menuntaskan hal ini dan keluarga almarhum agar dicover oleh PEMKAB meskipun yang bersangkutan bukan orang Muba Asli setidaknya almarhum sudah berbuat yang terbaik untuk menjaga aset-aset investor yang berada di Musi Banyuasin, sebab almarhum adalah tulang punggung keluarga yang meninggalkan keluarga yang tidak terbiasa mencari uang juga ke-3 anak-anaknya harus mendapatkan jaminan sosial yang sama,” Tandasnya.

Sementara, Pihak PT. Pinago Utama Tbk, Belum bisa dikonfirmasi wartawan media ini guna untuk dimintai tanggapan. (Aln)

Pos terkait